Jokowi: Atasi Stunting, Jangan Beri Makan Bayi Biskuit dan Bubur Instan

JAKARTA,investor.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peran pemerintah daerah dalam upaya penanganan stunting, yaitu gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis. Ini perlu dilakukan agar pemerintah bisa mengoptimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) dan bisa menikmati periode bonus demografi.
“Kita memiliki bonus demografi puncaknya di tahun 2030-2035. Kalau SDM-SDM kita tidak berada pada posisi yang ininya (sambil mengarahkan jari telunjuk ke kepala) baik, bukan keuntungan yang akan kita dapat, tetapi akan memberikan beban besar kepada negara. Sehinga stunting harus menjadi target penyelesaian bagi pengembannga SDM,” ucap Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forkompinda Tahun 2023 di Sentul pada Selasa (17/1).
Pada kesempatan itu Presiden mengingatkan agar terhadap bayi yang terindikasi mengalami stunting tidak diberi makan biskuit dan bubur instan sebagai makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI).
Pemerintah menargetkan jumlah bayi stunting di bawah 14% pada 2024. Sebelumnya, pada tahun 2014 persentase jumlah bayi stunting sebesar 37%, kemudian 24% pada 2021 dan 21% di tahun 2022. Upaya mencapai target penurunan stunting ini membutuhkan kerja sama mulai dari kementerian/lembaga (K/L) di pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
“Target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14%, bukan hal mudah tetapi kalau kerja keras kita seperti saat kita bekerja menghadapi pandemi, saya yakin ini bukan persoalan yang susah diselesaikan,” kata Jokowi.
Dia mengungkapkan, penyumbang stunting sebesar 23% berasal ketika bayi belum lahir. Dalam hal ini membutuhkan peran kepala daerah dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menekankan soal gizi pada ibu hamil dan memastikan mereka tidak mengalami anemia karena kurang zat besi.
Menurut Presiden, 37% penyumbang stunting berasal ketika bayi sudah lahir dengan usia hingga dua tahun. Jika bayi terindikasi mengalami stunting, Presiden Jokowi menegaskan agar tidak memberikan biskuit dan bubur instan sebagai makanan pendamping ASI.
"Ati ayam, urusan telor, nasi, ini kita harus ngerti. Kalau enggak ngerti, bagaimana bisa kita mengintervensi. Makanan alami itu akan semakin baik," pungkas Presiden.
Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Selalu Ada Pesta: Cara Warga Filipina Mengenalkan Budayanya
Terdapat sekitar 4.000 ekspatriat Filipina yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.Perjanjian Dagang Indonesia-Peru Perlu Dipercepat
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai, perjanjian dagang Indonesia-Peru CEPA perlu dipercepat.Menparekraf Dorong Pelaku Ekraf Pesawaran Perkuat Kolaborasi
KaTa Kreatif diikuti oleh 200 pelaku ekraf Kabupaten Pesawaran.Fluktuasi Harga Minyak Tinggi, Saham-Saham Migas Ini Tetap Potensial Cuan
Fluktuasi harga minyak diprediksi masih tinggi hingga akhir 2023. Meski demikian, beberapa saham migas tetap berpotensi cetak cuan.Waspada, Seharian Berada Dalam Ruangan Juga Bisa Terpapar Partikel Beracun
Banyak bisnis seperti kafe dan studio kebugaran, dan banyak tempat kerja juga mulai memasang pembersih udara di tempat mereka.Tag Terpopuler
Terpopuler
