Rabu, 29 Maret 2023

Sssttt... Erick Thohir Bilang Ada Negara Tidak Suka Indonesia Cepat Kaya

Herman
22 Jan 2023 | 20:05 WIB
BAGIKAN
Menteri BUMN Erick Thohir.
Menteri BUMN Erick Thohir.

JAKARTA, investor.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, banyak negara di dunia tidak ingin Indonesia cepat kaya.

"Salah satu contohnya, kebijakan hilirisasi industri yang saat ini tengah difokuskan dengan melarang ekspor bahan mentah banyak ditentang oleh negara lain," kata Erick Thohir dalam acara rilis hasil Survei Nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk ‘Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini’ secara daring, Minggu (22/1/2023).

Erick menuturkan, ketika terjadi lonjakan harga komoditas atau commodity boom, Indonesia memang bisa mendapatkan untung besar dengan mengandalkan ekspor bahan mentah. Namun, pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerjanya justru terjadi di negara lain yang mengimpor bahan mentah dari Indonesia.

Advertisement

"Pak Jokowi ketika bicara commodity booming yang sudah lalu, tetapi itu kan kebanyakan bahan mentah atau raw materials. Jadi nilai tambah atau value added-nya tidak diciptakan di Indonesia, akhirnya pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan ada di negara lain. Akhirnya ketika booming sumber daya alam sudah lewat, akhirnya langsung kita juga terkena efeknya," tegasnya.

Menurut Erick, pemerintah mulai tahun 2017 mulai fokus menggenjot hilirisasi industri, meskipun tantangan yang dihadapi tidak mudah.

Salah satunya, lanjut dia, digugat ke World Trade Organization (WTO) karena pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah.

"Jadi pasar kita harus dibuka, tetapi pasar mereka harus ditutup dengan alasan-alasan policy yang tentu disusupi. Ini dinamika yang terjadi, karena kalau kita lihat data ekonominya menuju resesi," tegas Erick.

Di tengah berbagai pelemahan ekonom global, Erick mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia masih berhasil mencatatkan surplus, bahkan meningkat 47,5% menjadi US$ 51 miliar per November 2022.

"Ini yang ditakutkan oleh negara-negara pesaing kita, karena memang sampai 2045 kita direncanakan mungkin masuk top 4, top 5, ekonomi besar dunia. Mereka sudah membaca data ini, makanya mereka ingin memperlambat, istilahnya jangan cepat kaya lah Indonesia karena ini menjadi saingan juga secara ekonomi, secara menyeluruh," ungkapnya.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, Erick Thohir mengatakan kebijakan hilirisasi industri akan terus digenjot, salah satunya nantinya untuk komoditas gula.

“Pak Jokowi akan mendorong gula nanti, bagaimana kita bisa swasembada gula di tahun 2030, bisa enggak gula jadi etanol. Karena kenapa? Kalau kita lihat Indonesia, ini perfect kondisinya. Kita punya nikel, sawit, gula menjadi etanol," pungkas Erick.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 12 menit yang lalu

Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin

VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).
Market 2 jam yang lalu

Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25% 

CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun ini
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu

Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.
National 2 jam yang lalu

Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari

Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.
National 2 jam yang lalu

Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu

Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAK

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id