Rabu, 29 Maret 2023

Gus Yahya: NU Tidak Boleh Ikut Kompetisi Politik

Primus Dorimulu
1 Feb 2023 | 20:09 WIB
BAGIKAN
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam acara "Ngopi Bareng dengan Pemred Media Nasional dan Koresponden Asing" di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (1/2/2023). (B-Universe Photo/Primus Dorimulu)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam acara "Ngopi Bareng dengan Pemred Media Nasional dan Koresponden Asing" di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (1/2/2023). (B-Universe Photo/Primus Dorimulu)

JAKARTA, investor.id – Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia, tidak boleh dieksploitasi menjadi senjata politik. Sebab itu salah dan berbahaya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam acara ‘Ngopi Bareng dengan Pemred Media Nasional dan Koresponden Asing’ di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Gus Yahya menegaskan, meskipun ada kesulitan dalam merespons isu NU dan politik, tetap saja jika menempatkan NU menjadi salah satu pihak yang ikut dalam sebuah kompetisi sebagai tindakan yang salah dan berbahaya. Sebab NU yang berusia 100 tahun alias 1 Abad memiliki konstituen lebih dari 100 juta orang.

"Kalau NU menjadi pihak (dalam kontestasi politik), ini tidak adil pada kelompok-kelompok lain yang terlibat, kira-kira begitu," jelasnya.

Advertisement

Gus Yahya mencontohkan situasi di India, Nigeria, dan Irak. Di negara-negara tersebut, timbul berbagai persoalan di masyarakat karena mengeksploitasi identitas sebagai senjata politik.

"NU sudah menjadi identitas kelompok sekarang. Tidak boleh dieksploitasi sebagai senjata politik, itu salah," tutur dia.

Baca juga: Jokowi Santai Tanggapi Keputusan Koalisi Perubahan yang Usung Anies sebagai Capres

Terlebih, kata Gus Yahya, sudah ada putusan Muktamar NU tahun 1984. Salah satunya NU mengambil jarak dengan politik praktis. “Orang boleh berdebat, perdebatan itu dulu sudah, dan keputusannya NU harus ambil jarak dari politik, sudah diputuskan, tidak usah bikin putusan lagi," sebut dia.

Baca juga: Simulasi Capres: Ganjar Jauh di Atas Prabowo dan Anies

Saat ini, fokus utama artikulasi NU adalah pendidikan publik. Dalam hal ini, Gus Yahya juga kembali menegaskan agar NU tidak terlibat dalam dinamika benturan antarkekuasaan.

"Kalau kita ingin membuat perubahan yang decisive, kita juga gunakan jalur-jalur yang lain," ujarnya.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 32 menit yang lalu

Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran 

Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.
Business 36 menit yang lalu

Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik

Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.
Market 1 jam yang lalu

Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.
National 2 jam yang lalu

Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset

Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus

Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.
Copyright © 2023 Investor.id