Kamis, 23 Maret 2023

BAC Minta Hak dan Kewajiban Muhammad Sabil sebagai Guru Dipulihkan

Imam Suhartadi
18 Mar 2023 | 15:09 WIB
BAGIKAN
Ilustrasi Guru Mengajar
Ilustrasi Guru Mengajar

JAKARTA, investor.id - Dedi Haryadi, Koordinator Beyond Anti Corruption (BAC) menilai wajar jika masyarakat memprotes langkah pemecatan terhadap Muhammad Sabil sebagai guru honorer SMK asal Cirebon. Muhammad Sabil diberhentikan setelah mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Meski Ridwan Kamil mengklaim ia tak memiliki kewenangan di sekolah swasta, namun jabatan politis yang dimilikinya bisa memulihkan hak dan kewajiban Sabil.

“Jika Sabil tak bisa lagi memiliki pekerjaannya lagi, harusnya Ridwan Kamil bisa mencarikan posisi yang pas buat dia,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (18/3/2023).

Meski orang no 1 di Jawa Barat sudah membuat klarifikasi, namun menurut Dedi  harus ada yang bertanggung jawab atas Direct Message (DM) Instagram ke akun sekolah SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon.

Advertisement

Menurut Dedi, pangkal permasalahan yang membuat Sabil melayangkan kritik kepada Ridwan Kamil karena saat melakukan zoom dengan murid SMPN 3 Kota Tasikmalaya, ia menggunakan atribut yang warnanya mirip salah satu partai.

Seharusnya ketika Sabil mengkritik pimpinan atau pejabat dengan valid dan mendasar, menurut Dedi ia tak harus kehilangan pekerjaannya. Langkah Ridwan Kamil yang melakukan DM Instagram kepada Sabil dan pihak sekolah menurut Dedi berlebihan.

“Harusnya ketika menghadiri acara kedinasan, pakaian yang dipakai menggunakan pakaian dinas atau pakaian pada umumnya, mungkin masalah ini tak akan terjadii,”kata Dedi.

Dedi prihatin dengan bergesernya narasi menjadi penggunaan kalimat 'maneh' yang ia tuliskan dalam kolom komentar akun Instagram Ridwan Kamil. Padahal esensi kritik yang dilontarkan Sabil ke Ridwan Kamil sangat penting dan krusial sekali.

“Justru saat ini isunya bergeser ke cara Sabil bertanya. Penggunaan kalimat 'maneh' bisa menjadi perdebatan yang panjang. Sebagian besar orang Cirebon atau Pantura biasa menggunakan kalimat 'maneh,” katanya'.

Menurut sebagian besar masyarakat Sunda di Pantura, ini tidak kasar. Sebab ini menyangkut dialek sebagian besar masyarakat Sunda di Pantura. Berbeda dengan masyarakar Periangan tengah atau selatan. Ini sama kaya penggunaan kata bahasa Jawa krama inggil  dan bukan.

“Jika bahasa Pantura di-framing ke Periangan tidak tepat sehingga masalah sopan atau tidak itu bisa diperdebatkan,”ucap Dedi.

Editor: Imam Suhartadi (imam_suhartadi@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkini


Finance 28 menit yang lalu

Ekonom Proyeksi BI Pertahankan Suku Bunga 5,75% Sepanjang 2023

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 5,75% tahun ini.
National 1 jam yang lalu

Tokoh Punokawan dan Pandawa Melandasi Konsep Buku Entrepreneurial Marketing

Simbol Punokawan dan Pandawa membawa pendekatan entrepreneurial marketing untuk menjawab kondisi dinamis dari tahun ke tahun.
Business 2 jam yang lalu

Riset Snapcart: Gratis Ongkir Jadi Daya Tarik Konsumen untuk Belanja Online

Penawaran menarik khususnya gratis ongkir sepertinya akan selalu menjadi salah satu kunci daya tarik utama
International 2 jam yang lalu

Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga 50 bps di Tengah Kekacauan

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/ SNB) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (23/3).
Market 2 jam yang lalu

Kekayaan Lim Hariyanto Pemilik Harita Melonjak, Geser Posisi 12 Konglomerat!

Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pemilik Grup Harita, tiba-tiba melonjak. Bahkan mengalahkan 12 atau selusin konglomerat.
Copyright © 2023 Investor.id