JAKARTA, investor.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong generasi muda, atau pemilih pemula agar tidak golput dalam penyelenggaraan pemilu.
Menurutnya, suara anak muda sangat menentukan masa depan bangsa yang lebih baik.
“Saya sangat menghormati semua yang diberikan oleh siapapun. Pengalaman negara sedemokratis Amerika Serikat saja tidak semua rakyatnya memberikan suara. Tetapi ada satu yang mungin bisa diperhitungkan atau kita pertimbanggkan. Kita boleh tidak memilih, boleh tidak ikut menentukan. Tetapi kemudian ketika sebuah keputusan diambil, apakah kita bisa serta merta menerima?,” kata Ganjar Pranowo yang hadir secara virtual saat sesi diskusi #YourVoiceMatters dalam rangkaian kegiatan Ideafest 2022 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Ganjar Pranowo: Pemimpin Harus Selalu Mengayomi dan Mendengar Aspirasi Rakyat
Ganjar mencontohkan adanya ide untuk beralih dari energi fosil ke energi renewable, atau menginginkan pendidikan dan fasilitas kesehatan yang jauh lebih baik.
“Semuanya itu butuh keputusan politik. Jadi semuanya kalau bisa ya memilih, semuanya bisa mempertimbangkan, data science-nya ada. Bahwa mungkin para elit atau mereka yang bersiap untuk kontestasi, berkelahi, atau followernya berkelahi, itu karena kedewasaan politik kita belum sampai pada batas yang seharusnya dan kita lagi belajar terus,” kata Ganjar.
Bila generasi muda tidak mau ikut menentukan nasib bangsa melalui suara yang diberikan, mereka bisa menjadi generasi yang apatis atau cuek terhadap kondisi sekitar. Padahal sebenarnya menurut Ganjar, sesuatu yang tidak baik bisa diubah menjadi lebih baik melalui suara yang diberikan.
Baca juga: SMRC: Suara Golkar Naik Signifikan, Jika Ganjar Capres 2024
Dalam kesempatan ini, Ganjar juga menyampaikan karakter pemimpin yang paling dibutuhkan Indonesia adalah yang bisa mengayomi dan selalu mendengarkan aspirasi rakyat. Tanpa adanya karakter itu, ia meyakini pemimpin tersebut pasti akan ditinggalkan.
“Pemimpin itu menurut saya yang bisa bikin adem ayem, yang punya karakter mendengarkan dan mengajak. Jadi bagi yang tidak mau mendengar dan tidak mau mengayomi, pasti mereka akan ditinggalkan,” kata Ganjar.
Ia menambahkan, pemimpin juga harus bisa memahami dan menghargai adanya keberagaman di Indonesia. “Orang yang berbeda suku, agama, golongan, itu kan juga orang Indonesia. Dicubit sakit, kalau lapar ya makan, rasanya akan sama saja,” kata Ganjar.
Editor : Mashud Toarik (mashud_toarik@investor.co.id)
Sumber : BeritaSatu.com
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS