JAKARTA, investor.id - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas mengatakan jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk Partai Golkar, PAN dan PKS bertahan hingga 2024, maka Pilpres berpotensi diikuti 4 poros koalisi. Di luar KIB, kata Abbas, masih terbuka peluang terbentuk tiga poros koalisi lainnya.
"Jika KIB bisa bertahan, masih terbuka peluang untuk terbentuk tiga poros koalisi. Porosnya kemungkinan akan berkumpul di sekitar calon-calon potensial," ujar Abbas saat dihubungi, Sabtu (14/5/2022).
Diketahui, ketentuan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden diatur dalam Pasal 122 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menyatakan, hanya parpol atau gabungan parpol yang memiliki minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya yang dapat mengajukan capres/cawapres. Jadi, saya minimalnya 20 persen kursi di DPR atau 115 kursi di DPR.
KIB sendiri sudah mengantongi 148 kursi dengan perincian Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi dan PPP 19 kursi. Dengan demikian KIB memenuhi syarat presidential threshold.
Di luar KIB, kata Abbas, PDIP bisa mengusung pasangan capres-cawapres, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pasalnya, perolehan kursi PDIP sebanyak 128 kursi. Apalagi sudah terdapat sejumlah tokoh di PDIP yang sudah menguat elektabilitas, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani. "Gerindra, jika tidak dengan PDIP, masih mungkin berkoalisi dengan PKB," kata Abbas.
Jika Gerindra berkoalisi dengan PKB, maka koalisi tersebut akan mengantongi sebanyak 136 kursi dengan perincian Gerindra sebanyak 78 kursi dan PKB sebanyak 58 kursi. Tokoh yang diusung pun, tidak lari jauh dari Ketum kedua partai tersebut, yakni Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Poros koalisi lain, lanjut Abbas adalah Partai Nasdem (59 kursi), Partai Demokrat (54 kursi) dan PKS (50 kursi). Total kursi dari koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS sebanyak 163 kursi. Poros koalisi ini berpotensi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpasangan dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Yang pasti, kemungkinannya (koalisi) masih sangat terbuka. PDIP memang akan sulit berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat. Tapi terbuka dengan PKB. Gerindra pun kurang cocok dengan Nasdem, tapi terbuka dengan Partai Demokrat dan PKS," pungkas Abbas. (YUS)
Editor : Frans (ftagawai@gmail.com)
Sumber : BeritaSatu.com
Berita Terkait