JAKARTA, Investor.id - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tergolong sebagai saham defensif, apalagi setelah dituntaskan perbaikan electric furnace yang menjadikan volume produksi naik. Katalis positif terhadap saham perseroan juga datang dari realisasi keuntungan yang pesat semester I-2022 dan peluang harga jual komoditas tetap kuat hingga pengujung tahun ini.
Hal tersebut mendorong RHB Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 7.700.
Baca juga: Vale Indonesia (INCO) Fokus Optimalkan Kapasitas Produksi
Analis RHB Sekurtias Andrey Wijaya mengungkapkan, Vale Indonesia menunjukkan performa pesat dengan kenaikan laba bersih mencapai 156% menjadi US$ 150 jut pada semester I-2022, seiring dengan lonjakan harga jual nikel. “Dengan lonjakan ini, keyakinan terhadap pertumbuhan kinerja keuangan perseroan semakin kuat hingga akhir tahun ini,” tulisnya dalam riset terbaru.
Meski demikian, dia mengatakan, ketidakpastian masih tetap menyelimuti yang bersumber dari babak baru situasi geopolitik dunia yang bisa berimbas terhadap pergerakan harga komoditas.
Berdasarkan perkiraan, rata-rata harga jual nikel diprediksi bertahan naik 19% menjadi US$ 22 ribu per ton sampai akhir tahun. Ditambah dengan optimisme manajemen terhadap peningkatan produksi, pertumbuhan kinerja tahun ini bakal terealisasi.
Andrey mengatakan, kenaikan harga komoditas mineral masih menjadi sentimen utama pendongkrak kinerja keuangan Vale Indonesia tahun ini. Berdasarkan data, rata-rata harga jual produk perseroan mencapai US$ 21 ribu perton atau menunjukkan pertumbuhan 55%.
Sedangkan volume produksi nikel matte perseroan turun 12% menjadi 26.400 ton atau hanya merefleksikan 41% dari target tahun ini mencapai 64 ribu ton. Angka tersebut masih mendatar dibandingkan realisasi tahun lalu.
Hanya saja, terang dia, berdasarkan penutupan manajemen perawatan electric furnace satu sudah tuntas dan diperkirakan produksi kembali normal hingga berpotensi naik. Perbaikan berpotensi mendongkrak volume produksi menjadi 75 ribu ton per tahun.
Baca juga: Keren! Laba Vale Indonesia (INCO) Melambung Tinggi
Terkait turbulensi geopolitik dunia, dia mengatakan, bakal menjadi sentimen negatif terhadap pergerakan harga komoditas. Apalagi setelah terjadi kenaika tensi Tiongkok terhada Taiwan. Meski demikian harga-rata nikel optimistis berada di level US$ 22 ribu per ton, dibandingkan rata-rata hingga hari ini US$ 26.500 per ton.
RHB Sekuritas memperkirakan lonjakan laba bersih perseoran menjadi US$ 250 juta, dibandingkan realisasi tahun lalu US$ 166 juta. Pendapatan perseroan juga diprediksi melesat dari US$ 953 juta menjadi US$ 1,22 triliun.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait