Target Harga Baru Saham BTN (BBTN) Tinggi, kok Bisa?

JAKARTA, investor.id – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN bakal makin ekspansif tahun ini, seiring suntikan modal via rights issue sebesar Rp 4,13 triliun. Dengan tambahan modal itu, BTN berpotensi menyalurkan kredit perumahan rakyat (KPR) bersubsidi sebanyak 200.000 unit rumah pada 2023, naik 19% dibanding tahun lalu 168.000 unit.
Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan Ryan Santoso mengungkapkan, BTN menyelesaikan rights issue pada awal Januari, yang akan memudahkan ekspansi pinjaman. Sebab modal yang terbatas menjadi salah satu hambatan pertumbuhan penyaluran KPR subsidi.
“Tetap beli saham BBTN dengan target harga baru Rp 2.090. Target harga tersebut berbasis GGM yang mengimplikasikan 0,8 kali P/BV 2024, termasuk premi ESG 2%,” tulis Andrey dan Ryan dalam risetnya.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan di BEI, Rabu (25/1/2023), BBTN bertengger di level Rp 1.385. Dengan demikian, potensi cuan dari saham BBTN masih tebal sebesar 50,9%.
Menurut Andrey dan Ryan, BTN adalah penerima manfaat utama dari alokasi pemerintah yang lebih tinggi untuk pinjaman hipotek bersubsidi pada tahun 2023. Bank khusus perumahan ini mencatat, pertumbuhan PPOP hingga November 2022 tergolong kuat, bahkan di atas ekspektasi.
“Suntikan modal akan merangsang pertumbuhan kredit BTN. Dengan permintaan yang kuat dari pembeli rumah pertama, BTN memperkirakan jumlah unit rumah yang dibiayai tumbuh pada CAGR 29,7% antara tahun 2022 dan 2025,” ungkap Andrey dan Ryan.
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) emiten berkode saham BBTN tersebut yang sebesar 17,3% selama ini terbilang cukup baik, namun di bawah rata-rata nasional 22,5%. BBTN membutuhkan suntikan modal untuk memudahkan ekspansi.
Suntikan modal ini terdiri atas Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,48 triliun dan rights issue Rp 1,65 triliun. Jumlah maksimum saham yang diterbitkan sebanyak 3,4 miliar saham baru.
Dalam rasio rights issue, pemegang sebanyak 100 saham dapat membeli 32,5 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 1.200 per saham, diskon 9%. Masa perdagangan dan pelaksanaan rights issue berakhir pada 5 Januari 2023.
“Usai rights issue, ada peningkatan alokasi untuk KPR bersubsidi pada tahun 2023. BTN memperkirakan, jumlah rumah yang dibiayai oleh pinjaman meningkat menjadi 432.000 unit pada tahun 2025, naik dari 198.000 unit di tahun 2022,” sebut Andrey dan Ryan.
Meskipun suku bunga saat ini mungkin memperlambat pertumbuhan pinjaman, kedua analis tersebut melihat prospek pertumbuhan pinjaman yang positif untuk BBTN pada 2023. Hal ini didorong oleh pertumbuhan KPR bersubsidi, karena pemerintah berencana untuk meningkatkan KPR bersubsidi menjadi 200.000 unit , naik 19% (yoy) pada 2023 dibandingkan tahun lalu 168.000 unit. Saat ini, BBTN adalah penyedia utama KPR bersubsidi nasional, dengan 80% disalurkan untuk perumahan subsidi.
BBTN juga membukukan laba operasi pra-provisi (PPOP) hingga November 2022 yang tergolong tangguh. Menurut hasil laporan bulanan terbaru, PPOP periode ini naik 36,1% (yoy) menjadi Rp 6,9 triliun, lebih tinggi dari perkiraan biaya dana (CoF). Sebab BBTN dapat meningkatkan CASA berbiaya rendah.
Rasio CASA (dana pihak ketiga) meningkat menjadi 47,8% pada November 2022 dibanding Oktober 2022 yang sebesar 43%, tetapi pendapatan sedikit lebih rendah dari yang diharapkan sebesar Rp 2,8 triliun, naik 41,5% (yoy) karena biaya kredit (CoC) yang lebih tinggi dari perkiraan.
Dengan berbagai faktor tersebut, estimasi laba BBTN dipertahankan. Tetapi, target harga saham lebih rendah dari sebelumnya. “Kami telah memasukkan premi ESG 2% karena skor ESG BBTN lebih tinggi dari rata-rata. Risiko utama adalah biaya pembiayaan yang lebih tinggi, yang dapat memperlambat pertumbuhan pinjaman,” tandas Andrey dan Ryan.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Pendapatan Tembus Rp 128 T, Bumi Resources (BUMI) Pecahkan Rekor!
Bumi Resources (BUMI) memecahkan rekor pendapatan tertinggi. Pendapatan BUMI mencapai US$ 8,53 miliar atau Rp 128,5 triliun pada 2022.Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023
Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim
Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATMMBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%
Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.Tag Terpopuler
Terpopuler
