Daftar Belanja Saham plus Arah IHSG Sepekan

JAKARTA, investor.id – Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani memprediksi kenaikan suku bunga acuan The Fed pada FOMC 21-22 Maret 2023 akan lebih moderat dibandingkan kenaikan tahun lalu. Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan naik 25 basis poin (bps) menjadi 4,75-5%.
“Tingkat inflasi di Amerika Serikat yang terus turun, saat ini 6% (yoy) dan inflasi inti 5,5% (yoy), akan menjadi bahan pertimbangan The Fed yang tidak akan terlalu hawkish untuk menaikkan bunga acuan pada 21-22 Maret 2023,” tulis Chisty dalam ulasannya, Minggu (19/3/2023).
Tak hanya inflasi dari sisi konsumen yang melandai, inflasi tingkat produsen (producer price index/PPI) AS pada Februari 2023 juga tercatat melandai di level 4,6% (yoy), di bawah level sebelumnya 5,7% dan di bawah konsensus pada level 5,4%.
Sementara itu, core PPI pada Februari tahun ini sebesar 4,4% (yoy), lebih rendah dari periode sebelumnya di level 5% dan di bawah konsensus 5,2%. Meskipun tren inflasi tersebut turun, The Fed masih akan mengupayakan untuk menekan laju inflasi AS mencapai target mereka di level 2%.
“Ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed ini akan positif, jika kenaikan sesuai dengan konsensus yaitu 25 bps,” tutur Chisty.
Menurut dia, optimisme juga muncul di kalangan pelaku pasar karena kenaikan suku bunga acuan di AS sejauh ini dinilai mampu meredam inflasi. Hanya saja, kenaikannya diharapkan tidak terlalu tinggi.
Jika kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan 21-22 Maret 2023 lebih tinggi bahkan mencapai 50 bps, maka pasar kemungkinan merespons negatif.
Sebab pelaku pasar bakal kembali khawatir bahwa dampak dari kebijakan moneter The Fed yang sangat ketat berpotensi membuat ekonomi AS melambat di tengah gejolak pasar saat ini. Hal itu tercermin dari terjadinya masalah likuiditas di beberapa bank AS akibat kenaikan suku bunga acuan yang sangat ketat.
Lantas, bagaimana arah IHSG sepekan ke depan?
Secara teknikal, menurut Chisty, indeks harga saham gabungan (IHSG) membentuk morning star candle yang merupakan sinyal bullish, sehingga berpotensi untuk reversal (pembalikan arah tren).
Selain itu, indikator momentum juga menunjukkan bahwa saat ini IHSG sudah pada area jenuh jual (oversold). Level support IHSG pada level 6.500 dengan berpeluang menuju resistance di 6.850.
Meskipun pada awal pekan pasar cenderung wait and see menunggu FOMC The Fed, namun katalis dari dalam negeri berupa indikator makro ekonomi Indonesia yang masih mencerminkan fundamental solid ini bakal mampu menjadi katalis positif pergerakan IHSG sepekan ke depan.
Selain hasil FOMC The Fed, pelaku pasar global masih akan mencermati beberapa rilis data ekonomi, di antaranya Tiongkok yang akan mengumumkan loan prime rate tenor 1 tahun dan 5 tahun, inflasi Inggris periode Februari 2023, serta inflasi Jepang.
Di dalam negeri, pelaku pasar juga akan menunggu rilis data M2 money supply periode Februari 2023 yang akan rilis pada akhir pekan depan. “Di sisi lain, sejumlah sentimen pasar seperti aksi korporasi berupa pembagian dividen juga akan mempengaruhi arah pasar saham sepekan ke depan,” ujar Chisty.
Berikut daftar saham dengan rekomendasi buy:
1. CPIN (buy on weakness)
Support: 4.930
Resistance: 5.380
Cutloss: <4.800
2. AMRT (buy)
Support: 2.820
Resistance: 3.000
Cutloss: < 2.770
3. JSMR (buy)
Support: 3.090
Resistance: 3.250
Cutloss: <3.030
4. MDKA (buy)`
Support: 3.850
Resistance: 4.140
Cutloss: <3.780
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Pendapatan Tembus Rp 128 T, Bumi Resources (BUMI) Pecahkan Rekor!
Bumi Resources (BUMI) memecahkan rekor pendapatan tertinggi. Pendapatan BUMI mencapai US$ 8,53 miliar atau Rp 128,5 triliun pada 2022.Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023
Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim
Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATMMBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%
Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.Tag Terpopuler
Terpopuler
