Rabu, 29 Maret 2023

Optimalkan Budget, Ini Tips yang Harus Dilakukan Praktisi Marketing

Emanuel Kure
19 Mar 2023 | 20:16 WIB
BAGIKAN
CEO ToffeeDev dan Toffee Events yang juga merupakan inisiator dari SEOCon, Ryan Kristo Muljono (Foto: Dok.PR)
CEO ToffeeDev dan Toffee Events yang juga merupakan inisiator dari SEOCon, Ryan Kristo Muljono (Foto: Dok.PR)

JAKARTA,investor.id- Menyambut ajang Search Engine Optimization Conferensi (SEOCon 2023),yang akan berlangsung pada 24-25 Mei 2023, sejumlah pakar di bidang digital memberikan insight terkait strategi dalam mengoptimalkan budget marketing di era digital saat ini.

Acara tersebut dikemas dalam event power launch yang bertajuk “stop wasting your marketing budget” yang berlangsung pada 16 Maret 2023. Hadir sebagai pembicara, yaitu CEO ToffeeDev dan Toffee Events yang juga merupakan inisiator dari SEOCon, Ryan Kristo Muljono, serta Viktor Iwan, CEO dari Doxa Digital.

Dalam kesempatan tersebut, Ryan membahas perbedaan traditional, digital, dan performance marketing, cara memilih strategi marketing dan media, serta peran Artificial Intelligence (AI) yang perlu diketahui praktisi marketing dan profesional bisnis. Sementara itu, Viktor berfokus pada ulasan seputar pemetaan customer journey dan strategi untuk memenangkan pasaran.

Ryan menekankan, dunia marketing kini sudah memasuki era baru dan AI akan mengubah industri marketing. Sejatinya, tidak ada produk bisnis yang buruk, tetapi semua bergantung pada cara pemasarannya.

Advertisement

“Sebelum melakukan promosi, setiap bisnis harus memiliki fondasi yang baik terlebih dahulu. Penting juga bagi bisnis untuk terus bereksperimen dan melakukan percobaan (produk). Namun, kebanyakan orang memulai strategi marketing dari cara yang kurang tepat,” ungkap Ryan dalam keterangan persnya, Minggu (19/3/2023).

Mengamini pernyataan Ryan, Viktor juga memaparkan, bahwa proses pelanggan dalam mencari hingga menentukan pilihan produk cukup berliku. Menurutnya, untuk bisa unggul di pasaran, pemilik bisnis harus mengerti cara untuk memenangkan “The Messy Middle” model, yaitu sebuah model yang dapat memetakan pengambilan keputusan oleh user.

Dalam hal ini, secara spesifik dalam bidang pembelian produk. Model The Messy Middle memiliki beberapa tahapan, mulai dari trigger, exposure, exploration dan evaluation, serta experience, sebelum konsumen melakukan purchase. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk menguasai data dan machine learning untuk dapat memahami dan memenangkan pelanggan.

“Segala sesuatu dalam bidang digital marketing itu berhubungan dengan tren. Behavior model (machine learning) itu sangat penting untuk dikuasai,” ujar Viktor.

Selain itu, brand awareness di pasaran juga merupakan poin penting untuk dapat memperkuat positioning di pasaran. Dengan memiliki brand awareness yang kuat, terdapat kesempatan untuk menjadi pilihan pelanggan dibandingkan kompetitor yang ada.

Dalam kesempatan ini, Ryan menjelaskan performance marketing framework dari “Digital Marketing Activation”, yaitu program yang dapat membantu praktisi marketing atau perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak klien hingga sepuluh kali lipat dengan budget yang efisien.

Secara garis besar, proses pemasaran dimulai dengan mempersiapkan produk, menargetkan audiens yang tepat, dan merancang penawaran yang menarik dan sesuai dengan target. Teknik pemasaran yang akan dilakukan mencakup paid advertising, organic traffic, dan social media communication.

Dilansir dari Forbes, beberapa strategi yang akan digunakan untuk menunjang performance marketing adalah AI dan otomatisasi (seperti chatbot dan automated email campaign), contextual advertising, dan teknologi seperti visual search dan Augmented Reality (AR) serta Virtual Reality (VR). Hal ini senada dengan pernyataan Ryan mengenai prediksi tren marketing di tahun 2023.

“Tren utama yang perlu kita semua perhatikan di tahun 2023 ini dalam dunia marketing adalah AI, programmatic advertising, serta fokus pada local SEO, metaverse, serta video marketing,” ujar Ryan.

“Teknologi AI sendiri memang memicu banyak perdebatan mengenai sisi baik dan buruknya. Meski kehadiran AI dianggap mengancam beberapa sektor bisnis karena dapat menggantikan peran manusia, di sisi lain banyak kelebihan dari AI yang akan mempermudah bisnis. Salah satunya adalah proses pengambilan dan pengolahan data,” tambah Ryan.

Editor: Emanuel (eman_kure@yahoo.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkini


Market 1 jam yang lalu

Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25% 

CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun ini
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu

Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.
National 2 jam yang lalu

Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari

Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.
National 2 jam yang lalu

Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu

Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAK
National 2 jam yang lalu

Di DPR, Mahfud Beberkan Transaksi Dugaan TPPU Rp 349 Triliun

Transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun terbagi dalam tiga kelompok.

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id