Selasa, 5 Agustus 2025

OJK: Kinerja Perbankan Stabil, Profil Risiko Terjaga pada Juni 2025

Penulis : Akmalal Hamdhi
4 Aug 2025 | 21:43 WIB
BAGIKAN
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae. (Sumber: OJK)
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae. (Sumber: OJK)

JAKARTA, investor.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kredit perbankan Indonesia tumbuh 7,77% secara year on year (yoy) menjadi Rp 8,059,79 triliun di Juni 2025. Kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan pada bulan Mei sebesar 8,43% yoy.

“Dapat kami sampaikan pada bulan Juni, kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang terjaga,” ujar Dian Ediana Rae selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Bulan Juli 2025, pada Senin (4/8/2025).

Dian memaparkan bahwa berdasarkan jumlah kredit tersebut tercatat Kredit Investasi tumbuh tertinggi sebesar 12,53% yoy. Kemudian diikuti Kredit Konsumsi 8,49% dan Kredit Modal Kerja tumbuh 4,45% yoy.

Dari sisi kepemilikan, kredit dari bank umum swasta nasional domestik tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 10,78% yoy. Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 10,78% yoy, sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 2,18% yoy, di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.

Advertisement

Penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan hingga mencapai double digit. Sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 20,69%, sektor jasa tumbuh 19,17%, sektor transportasi dan komunikasi tumbuh 17,94%, serta sektor listrik, gas dan air tumbuh 11,23%.

OJK: Kinerja Perbankan Stabil, Profil Risiko Terjaga pada Juni 2025
Kinerja intermediasi perbankan. (Grafis: Investor Daily)

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 6,96% yoy pada Juni menjadi Rp 9.329 triliun. Secara rinci, giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 10,35%, 6,84%, serta 4,19% yoy.

Dian menyebutkan, kinerja perbankan yang relatif stabil ini tidak terlepas pula dari penurunan BI Rate yang diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata tertimbang suku bunga kredit tercatat turun 11 bps menjadi 8,99%, utamanya didorong oleh penurunan suku bunga kredit produktif.

“Dari sisi penghimpunan dana, rerata tertimbang suku bunga DPK juga mulai menurun dibandingkan bulan lalu,” sambungnya.

Tetap Optimistis

Editor: Prisma Ardianto (ardiantoprisma@gmail.com)

pluang image

Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id

Follow

Baca Berita Lainnya di Google News

Read Now
BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 5 menit yang lalu

IHSG Melejit, CDIA dan MLPL Melonjak

IHSG hari ini melejit 0,51%. Saham CDIA dan MLPL melonjak dan masuk daftar top gainers
Lifestyle 8 menit yang lalu

Pemimpin Mampu Menjawab Tantangan Tentukan Keberhasilan Organisasi

– Keberhasilan organisasi tidak hanya ditentukan sistem dan teknologi, namun juga pemimpin yang mampu menjawab tantangan.
Macroeconomy 16 menit yang lalu

Aktivitas Ekonomi Membaik di Kuartal II

Aktivitas ekonomi kuartal II-2025 membaik, didorong libur panjang, stimulus pemerintah, dan lonjakan konsumsi rumah tangga
Market 37 menit yang lalu

Saham Yang Katanya Bisa Ngacir ke Rp 25.000-an

Saham United Tractors (UNTR) mendadak loncat di akhir perdagangan kemarin. Saham UNTR katanya bisa Rp 25.000-an.
Market 42 menit yang lalu

Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini, Selasa 5 Agustus 2025: Naik Tajam

Harga emas Antam (ANTM) hari ini, Selasa 5 Agustus 2025, naik tajam. Cek juga harga beli kembali (buyback) emas Antam (ANTM)
Market 55 menit yang lalu

The Royal Alana Bakal Rampung, Saraswanti (SWID) Incar Lonjakan Pendapatan

Saraswanti (SWID) bakal rampungkan The Royal Alana Yogyakarta, tambah 219 kamar premium, targetkan lonjakan pendapatan berulang mulai 2026

Tag Terpopuler


Copyright © 2025 Investor.id
PT. Koran Media Investor Indonesia