Hasil Riset Bongkar 6 Mitos Teknologi AI

JAKARTA, investor.id – Saat ini ada kekhawatiran luas soal kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) dapat mengotomatiskan pekerjaan dan memangkas upah karyawan. Namun, riset baru oleh firma jasa profesional PwC menemukan AI sebenarnya membuat manusia "lebih berharga, bukan kurang berharga".
"Yang menyebabkan orang bereaksi dalam lingkungan ini adalah kecepatan inovasi teknologi. Kenyataannya adalah inovasi teknologi bergerak sangat, sangat cepat. Bergerak dengan kecepatan yang belum pernah kita lihat dalam inovasi teknologi sebelumnya," ungkap Kepala AI Global PwC Joe Atkinson seperti dikutip CNBC internasional, Senin (21/7/2025).
Baca Juga:
Kursi Pijat Pun Kini Berteknologi AI"Laporan tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa AI menciptakan lapangan kerja," tambahnya.
Faktanya, pekerjaan dan jumlah upah tumbuh di hampir setiap pekerjaan yang terpapar AI atau pekerjaan yang memiliki tugas di mana teknologi dapat digunakan. Ini termasuk pada pekerjaan yang paling dapat diotomatisasi seperti pekerja layanan pelanggan atau pembuat kode software, menurut laporan 2025 AI Jobs Barometer.
"Kita tahu bahwa setiap kali kita mengalami revolusi industri, ada lebih banyak pekerjaan yang diciptakan daripada yang hilang. Tantangannya adalah bahwa keterampilan yang dibutuhkan pekerja untuk pekerjaan baru bisa sangat berbeda," jelas kepala komersial global PwC UK Carol Stubbings dalam laporan tersebut.
Baca Juga:
Teknologi AI Rambah Produk TV dan AC"Jadi tantangannya, menurut kami, bukanlah tidak akan ada pekerjaan. Melainkan pekerja perlu siap untuk mengambilnya," sebutnya
Laporan tersebut menganalisis lebih dari 800 juta iklan pekerjaan dan ribuan laporan keuangan perusahaan di enam benua. Hasilnya menantang enam mitos umum tentang dampak AI:
1. Produktivitas
Mitos: AI belum memiliki dampak signifikan pada produktivitas.
Namun, laporan tersebut menemukan sejak 2022 pertumbuhan produktivitas di industri yang paling tepat dalam mengadopsi AI telah meningkat hampir empat kali lipat. Industri yang paling tidak terpapar AI, seperti terapi fisik, sedikit menurun.
Khususnya industri yang paling terpapar AI, seperti penerbitan software, menunjukkan pertumbuhan pendapatan per karyawan tiga kali lebih tinggi, menurut data PwC.
2. Upah
Mitos: AI dapat berdampak negatif pada upah dan daya tawar pekerja.
Data PwC menunjukkan upah pekerja dengan keterampilan AI rata-rata 56% lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja tanpa keterampilan ini dalam pekerjaan yang sama, naik dari 25% tahun lalu. Selain itu, upah meningkat dua kali lebih cepat di industri yang paling terpapar AI dibandingkan dengan industri yang paling sedikit terpapar.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)

Pelajari Dunia Investasi di Kanal Wealth
Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id
FollowBaca Berita Lainnya di Google News
Read Now