JAKARTA,investor.id - Kementerian Koperasi dan UKM mencatatkan sebanyak sebanyak 2,3 juta produk dalam e-Katalog yang melibatkan sekitar 40.473 penyedia UMK dan 763.385 produk UMK. Hal ini tidak terlepas dari kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah terus mendorong para pelaku UMKM agar mau mendaftarkan produknya di katalog elektronik (E-Katalog). Kemenkop UKM sebagai supplier terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat pelaku UMKM mendaftarkan produk di E-Katalog. Salah satu yang termudah adalah melalui WhatsApp (WA) dan email blast yang dikirim ke lebih dari 600 ribu UMK terkait tata cara masuk ke e-Katalog di LKPP.
Baca juga: Perkuat UMKM, Menkop Teten Apresiasi Kolaborasi Herman Deru dan Ridwan Kamil
Kementerian Koperasi dan UKM juga melakukan sosialisasi, coaching clinic kepada K/L dan pemda seluruh Indonesia, serta penyelenggaraan business matching di Smesco dan Jakarta Convention Center pada April 2022.
"Kami mendorong koperasi dan UMKM masuk dalam rantai pasok BUMN dan usaha besar, bekerja sama dengan Kemenperin, KemenBUMN, dan Kementerian Investasi," ucap Teten dalam pernyataan resmi yang diterima pada Selasa (29/11).
Dia mengatakan, nilai transaksi di pasar Digital BUMN sudah mencapai Rp 22 triliun dengan melibatkan sekitar 17.200 UMKM. Selain belanja pemerintah dan BUMN yang penting didorong juga agar UMKM menjadi bagian penting rantai pasok BUMN dan industri besar. Saat ini, UMKM yang sudah masuk rantai pasok industri baru sekitar 7%. Bandingkan dengan Vietnam yang sudah 24 %. "Kami akan terus mendorong BUMN dan usaha besar agar mau berbagi pekerjaannya ke UMKM," tandas Teten.
Baca juga: Teten: Inkubator Bisnis Bisa Menjadi Mesin Pencetak Wirausaha Baru
Teten menuturkan dirinya sudah berkeliling ke berbagai daerah yang sebenarnya banyak produk UKM potensial untuk memenuhi kebutuhan industri dan BUMN. Baik itu sebagai bahan baku, suku cadang, dan sebagainya. "Saya berharap para kepala daerah menyiapkan, dibuat daftarnya, produk apa saja, yang bisa kita gandengkan dengan industri dan BUMN," tutur Teten.
Komitmen BUMN
Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM sudah membuat komitmen dengan 17 BUMN yaitu PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani, dan RNI/Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT Inka, Perum Bulog, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Berdikari, PT Garam, PT Perikanan Indonesia, PT Bio Farma, PT Perkebunan Nusantara III, PT Pindad, PT Pupuk Indonesia, dan PT Sang Hyang Seri.
Forum Kemitraan antara UMKM dan IKM dengan BUMN dan usaha besar, juga telah dilaksanakan dengan nilai potensi transaksi sekitar Rp206,2 miliar. Kegiatan ini bertujuan agar UMKM masuk rantai pasok utama BUMN dan usaha besar.
Baca juga: 2 Juta UMKM Ditargetkan Masuk E-Katalog LKPP 2023
"Kita punya strategi besar agar UMKM masuk rantai pasok industri besar. Benchmark kita Korsel, Jepang, dan China, dimana UMKM di sana menjadi bagian dari industri," kata Teten.
Dengan begitu, Menteri Teten akan mendorong UMKM mampu menghasilkan produk-produk berbasis inovasi teknologi. Pemerintah mendorong dorong riset-riset yang hilirisasi yang bisa dilakukan UMKM. Dengan cara itu, pemerintah bisa mendorong UMKM naik kelas. Dia juga berharap kemitraan ini tercipta dalam level yang sama, yaitu saling menguntungkan kedua belah pihak. Dimana UMKM bisa masuk rantai pasok utama, adanya transfer teknologi, hingga UMKM harus membuat produk sesuai spesifikasi BUMN dan usaha besar.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS