Rabu, 29 Maret 2023

Airlangga: Kinerja Extra Effort Pemerintah Tekan Inflasi November 2022

Arnoldus Kristianus
1 Des 2022 | 19:17 WIB
BAGIKAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (keenam kanan) berpose bersama Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita (ketujuh kanan), CEO B-Universe Rio Abdurachman (tengah), Managing Director B-Universe Apreyvita Wulansari (ketiga kanan), News Gathering Manager B-Universe Fristian Griec (kiri), dan Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu (keempat kiri), serta jajaran redaksi lainnya saat kunjungan media di kantor B-Universe di Jakarta, Rabu 23 November 2022. Dalam kunjungan tersebut, Airlangga Hartarto berkesempatan menjadi narasumber di BTV. (B-Universe Photo/Uthan AR)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (keenam kanan) berpose bersama Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita (ketujuh kanan), CEO B-Universe Rio Abdurachman (tengah), Managing Director B-Universe Apreyvita Wulansari (ketiga kanan), News Gathering Manager B-Universe Fristian Griec (kiri), dan Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu (keempat kiri), serta jajaran redaksi lainnya saat kunjungan media di kantor B-Universe di Jakarta, Rabu 23 November 2022. Dalam kunjungan tersebut, Airlangga Hartarto berkesempatan menjadi narasumber di BTV. (B-Universe Photo/Uthan AR)

JAKARTA,investor,id - Tekanan inflasi Indonesia pada November 2022 melandai, dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Penurunan inflasi pada November 2022 ditopang inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) diyakini terjadi, karena extra effort pengendalian inflasi seluruh pihak di tengah inflasi komponen harga diatur pemerintah (administered prices) yang masih tinggi.

Sementara secara bulanan, pada November tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm). Badan Pusat Statistik mencatat pada November 2022 terjadi inflasi tahunan atau year on year (y-o-y) sebesar 5,42%. Pada November 2022 ini terjadi penurunan inflasi tahunan, dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai 5,71%.

“Pencapaian inflasi Indonesia masih tetap terkendali di tengah tren inflasi tinggi yang masih terjadi di berbagai negara, seperti Uni Eropa saat ini inflasinya tercatat sebesar 10% (yoy) pada November 2022. Kemudian India dan Amerika Serikat yang realisasi inflasinya masing-masing tercatat sebesar 6,77% (yoy) dan 7,7% (yoy),” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis (1/12).

Advertisement

Berdasarkan komponen, volatile food tercatat mengalami deflasi sebesar -0,22%% (mtm) atau 5,70% (yoy). Beberapa komoditas pangan yang menyumbang terhadap inflasi November yakni telur ayam ras, tomat, beras, tempe, tahu mentah dan bawang merah. Sementara komoditas yang menyumbang andil deflasi m-to-m yakni cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,08% dan -0,03%. Harga telur mengalami kenaikan disebabkan pasokan yang terbatas di tengah peningkatan permintaan sepanjang November.

“Terbatasnya pasokan merupakan dampak dari afkir dini oleh peternak pada saat stok melimpah dan harga turun pada momen Puasa - Lebaran 2022 (April/Mei). Komoditas beras juga masih mengalami inflasi namun mulai melemah,” ucapnya.

Inflasi inti tercatat sebesar 0,15% (mtm) atau 3,30% (yoy), khususnya berasal dari andil komoditas emas perhiasan yang menyumbang inflasi sebesar 0,01% (mtm). Inflasi inti tetap stabil pada kisaran 3%, menunjukkan bahwa permintaan masyarakat konsisten tinggi serta pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Untuk komponen administered prices mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm) atau 13,01% (yoy), menurun dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,33% (mtm) atau 13,28% (yoy). Komoditas administered price yang memberikan andil terhadap inflasi November yaitu rokok kretek filter dan rokok putih. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau tertimbang 10% yang diumumkan pada 3 November 2022.

“Dampak dari penyesuaian BBM terhadap sektor transportasi telah mereda pada November. Hal ini terlihat dari kelompok sektor transportasi yang tidak memberikan andil (0,00%) pada inflasi November 2022,” tandas Airlangga.

Senada dengan Airlangga, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan komponen inflasi harga bergejolak dari sisi pangan turun signifikan dari 7,19% di bulan Oktober 2022 menjadi 5,19% di bulan November 2022.

“Kunci keberhasilan berkat extra effort yang dilakukan TPIP dan TPID dengan meningkatkan produksi melalui tanaman pekarangan, gerakan tanaman pangan, subsidi ongkos angkut, kerjasama antar daerah produsen dengan daerah konsumen. Tren inflasi 2023 diperkirakan akan menurun,” kata Iskandar.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 7 menit yang lalu

Antam (ANTM) Sebut Ekosistem Baterai Terintegrasi bakal Terwujud, Berikut Faktor Pendukung

Antam optimistis ekositem baterai terintegrasi di Indonesia bakla terwujud
Business 13 menit yang lalu

Industri Hilir Sawit Hadapi Tantangan Global

Industri hilir sawit hadapi tantangan global
Market 19 menit yang lalu

LPEM: GOTO Berkontribusi hingga 2,2% terhadap PDB Indonesia di 2022

Goto disebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Nilai transaksinya diprediksi mencapai 1,8-2,2% terhadap PDB nasional
Business 20 menit yang lalu

UMKM Berpengaruh Penting Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja di ASEAN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan UMKM berkontribusi menciptakan 35-97% untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah ASEAN
Business 38 menit yang lalu

Ramadan 2023, SiCepat Catat Lonjakan Volume Pengiriman hingga 20%

SiCepat melakukan penambahan SDM hingga 20% di bagian operasional agar SLA tetap terjaga saat menghadapi kenaikan volume pengiriman paket.
Copyright © 2023 Investor.id