Kekhawatiran Resesi Berkurang, Harga SUN Diprediksi Menguat

JAKARTA, investor.id – Harga surat utang negara (SUN) tenor jangka panjang dan menengah diprediksi menguat, sedangkan tenor pendek melemah pada pekan ini. Hal ini disebabkan berkurangnya kekhawatiran munculnya resesi global tahun ini, setelah Amerika Serikat (AS) membukukan pertumbuhan ekonomi 2,9% kuartal IV tahun lalu.
Sementara itu, kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dalam menetapkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) pada pertemuan 31 Januari-1 Februari 2023 akan memengaruhi harga SUN. Sejumlah kalangan memprediksi FFR hanya naik 25 basis points (bps), lebih rendah dibandingkan Desember sebesar 50 bps. Saat ini, FFR bertengger di level 4,25-4,5%.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, potensi penguatan harga SUN masih tetap terbuka pekan ini, tercermin pada imbal hasil (yield) 10 tahun yang cenderung menguat di kisaran 6,6-6,7% dari sebelumnya 6,8% sampai 6,9%. “Penguatan ini didorong oleh investor-investor institusi karena mereka memerlukan instrumen untuk menempatkan dana mereka,” kata dia, akhir pekan lalu.
Baca juga: Investor Kembali ke Saham, Pasar Obligasi Melemah
Berkurangnya kecemasan terhadap resesi global terutama di negara-negara besar, seperti AS, kata dia, juga membuat yield US Treasury lebih melandai sekitar 3,4%, sehingga membuat pasar lebih stabil. Asumsinya, jelas Ramdhan, jika pasar global stabil, maka potensi capital inflow ke pasar domestik akan cukup besar.
Hal ini, kata dia, terlihat pada data per Desember 2022 sampai saat ini, di mana arus dana asing mulai menggeliat, meskipun secara jumlah belum signifikan. “Inilah yang membuat keyakinan investor di pasar kita semakin tinggi. Dengan demikian, ke depan, potensi penguatan tetap terbuka dengan pergerakan yang tipis,” tambah dia.
Di kesempatan yang lain, ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto berpandangan, capital inflow di pasar SBN terhitung sejak dua hari terakhir total sudah Rp 1 triliun. Hal itu berimbas positif terhadap nilai tukar rupiah disertai dengan kondisi neraca perdagangan yang surplus. Bahkan, surplus perdagangan 2022 tertinggi sepanjang sejarah, di atas US$ 55 miliar.
Baca juga: Indah Kiat (INKP) Habiskan Dana Obligasi dan Sukuk Rp 10 T
“Dalam jangka panjang, dengan perkembangan ekonomi dan market global yang tidak seburuk ekspektasi, sentimen pasar kini mulai berbalik positif tercermin dari demand energi yang tidak lagi signifikan di satu sisi, dan di sisi lain musim dingin di Eropa yang relatif lebih hangat,” ungkap Rully akhir pekan ini.
Menurut Rully, sentimen-sentimen optimistis tersebut niscaya akan berdampak pada pasar SBN. Biasanya, pasar SBN di negara-negara berkembang yang selama ini dinilai lebih risiko, optimismenya cenderung akan lebih tinggi. Terbukti, dari yield tenor 10 tahun yang bergerak stabil di area 6,6% sampai 6,7%.
Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana menjelaskan, tekanan pada SUN bertenor jangka pendek lantaran The Fed akan menggelar pertemuan 31 Januari sampai 1 Februari 2023 untuk mengumumkan kenaikan suku bunga acuan. Sejumlah kalangan memprediksi FFR hanya naik 25 basis point (bps) pada pekan ini, lebih rendah dibandingkan Desember 2022 sebesar 50 bps. Akan tetapi, kenaikan itu bisa mendongkrak yield SUN tenor jangka pendek.
Baca juga: Obligasi Jatuh Tempo, Reliance Finance Siapkan Kas Internal Rp 100 Miliar
“Adapun harga SUN tenor 10 tahun akan terdorong data inflasi Indonesia yang akan keluar 1 Februari nanti,” terang Fikri.
Dia menambahkan, jika inflasi 5,4%, harapannya yield 10 tahun akan berada di area 6,5% sampai 6,8%. Hanya saja, para pelaku pasar wajib mencermati faktor cuaca di Indonesia yang kurang bersahabat, sehingga berpotensi mengganggu harga komoditas palawija dan beberapa komoditas pangan yang akan merangkak naik.
Adapun harga komoditas energi, kini cenderung merosot bila dikomparasikan dengan posisi harga Desember 2022 lalu. Termasuk kegagalan RI mengimpor minyak dari Rusia juga diyakini Fikri, tidak akan mempengaruhi inflasi. Tetapi justru akan berdampak pada neraca perdagangan. Pasalnya, harga minyak Rusia lebih murah dan Indonesia seharusnya tidak membuka lebar-lebar keran impornya.
Baca juga: Waspada, Pasar Obligasi Diprediksi Melemah Terbatas
Di samping faktor kenaikan suku bunga The Fed, Fikri mencermati, sentimen lain yang akan membayangi pergerakan pasar bonds pada pekan ini yaitu perubahan harga atau switching demand secara global akibat suhu di negara-negara Eropa yang cenderung bersahabat alih-alih ekstrem.
Tidak berhenti di situ, menurut Fikri, stabilitas rupiah juga perlu diperhatikan. Pada saat rupiah terapresiasi kencang seperti sekarang ini, tentu investor asing akan melirik pasar bonds Indonesia. Namun yang terpenting dari semua itu, sejauh mana stabilitas rupiah dapat terjaga dan bagaimana fiskal dapat dikelola dengan baik.
“Fundamental ekonomi kita di tahun ini juga perlu dijaga. Mau tidak mau, perlu didorong diversifikasi investor di pasar surat berharga negara (SBN). Kalau tahun lalu, kita tergantung pada investor institusi, tahun ini dengan jumlah target net SBN investor ritel mencapai Rp 120 triliun, saya pikir melalui diversifikasi investor akan mengurangi risiko defisit fiskal tahun depan,” imbuh dia.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023
Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis
Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Tag Terpopuler
Terpopuler
