Selasa, 21 Maret 2023

Dibayangi Beragam Sentimen, Harga Minyak Flat​​​​​​​

Indah Handayani
30 Jan 2023 | 11:00 WIB
BAGIKAN
Ilustrasi harga minyak, Sumber: Antara
Ilustrasi harga minyak, Sumber: Antara

JAKARTA, investor.id - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak datar dibayangi berbagai sentiment, Senin (30/1/2023). Sinyal peningkatan pasokan minyak Rusia yang menjadi katalis negatif bagi harga, diimbangi oleh sentimen positif dari komitmen pemulihan ekonomi Tiongkok, ketegangan situasi di Timur Tengah, dan kebijakan AS untuk membatasi penarikan stok dari cadangan darurat.

Tim Research and Development ICDX menjelaskan, kapasitas penyulingan minyak primer offline Rusia untuk tahun 2023 diperkirakan akan meningkat 29% atau sebesar 5.98 juta ton dari tahun sebelumnya menjadi 26.55 juta ton, ungkap data dari sumber industri. Di sisi lain, pemuatan minyak mentah dari pelabuhan Baltik Rusia pada bulan Januari diperkirakan akan naik sebesar 50% dari bulan Desember, dan selama periode 1 - 10 Februari kembali naik menjadi 1 juta ton dibanding periode yang sama di bulan Januari, kata para pedagang.

Sementara itu, Tim Research and Development ICDX menambahkan, kabinet Tiongkok pada hari Sabtu mengatakan akan mendorong pemulihan konsumsi dan meningkatkan impor sebagai penggerak utama ekonomi di tengah permintaan ekonomi global yang sedang menurun akibat resesi. Selain itu, Tiongkok juga merilis sejumlah kebijakan stimulus guna mempercepat pemulihan ekonominya.

“Sepanjang liburan Tahun Baru Imlek dalam sepekan terakhir yang akan berakhir pada hari Jumat nanti, konsumsi telah meningkat sebesar 12.2% dari periode yang sama tahun lalu, kata otoritas pajak pada hari Sabtu,” tulis Tim Research and Development ICDX dalam risetnya, Senin (30/1/2023).

Tim Research and Development ICDX menambahkan, turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, situasi di Timur Tengah kembali memanas pasca serangan drone di malam hari pada sebuah pabrik militer di Iran, dan dituding dilakukan oleh Israel, kata seorang pejabat AS pada hari Minggu. Serangan yang terjadi di tengah ketegangan Iran dan Barat terkait aktivitas nuklir Iran dan pasokan drone ke Rusia, berpotensi memicu eskalasi lebih lanjut terhadap situasi di Timur Tengah.

Sentimen positif lainnya datang dari keputusan DPR AS yang pada akhir pekan lalu mengesahkan undang-undang untuk membatasi penarikan minyak dari cadangan minyak strategis. Berita tersebut mengindikasikan bahwa dalam waktu dekat AS tidak akan dapat merilis lebih banyak pasokan ke pasar seperti yang telah dilakukan sebelumnya oleh Biden sewaktu mengatasi lonjakan harga bahan bakar.

“Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 83 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 77 per barel,” tutup Tim Research and Development ICDX.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 5 menit yang lalu

Bitcoin Berpotensi Lanjutkan Momentum Bullish

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, harga Bitcoin terus akan terus melanjutkan momentum bullish.
Business 5 menit yang lalu

Terapkan Konsep TOD, Modern Cilejit Mendapat Apresiasi

Proyek hunian skala kota Modernland Cilejit menempel dengan stasiun Cilejit, Tangerang, Banten
National 13 menit yang lalu

Tok! DPR Akhirnya Sahkan Perppu Ciptaker Resmi Jadi UU

DPR akhirnya mengesahkan Perppu Ciptaker menjadi UU
Finance 24 menit yang lalu

BNI Siap Dukung Kebijakan Subsidi Motor Listrik Pemerintah

BNI melalui BNI Finance siap mendukung kebijakan pemerintah terkait subsidi KBLBB dengan menyediakan fasilitas kredit yang terjangkau
Market 37 menit yang lalu

Laba Bank Jago (ARTO) Berpotensi Lompat Tinggi, Begini Argumentasinya

Laba Bank Jago (ARTO) berpotensi melesat mulai tahun ini didukung berbagai faktor.
Copyright © 2023 Investor.id