BOGOR, investor.id – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria menyatakan, ICMI sebagai organisasi kaum intelektual harus bekerja arif atas nafas keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiawanan.
“Dimensi keislaman, menuntut ICMI untuk mampu menerjemahkan nilai-nilai universal Islam dalam konteks ruang Indonesia khususnya dan dalam konteks zaman sekarang,” kata Arif pada Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI dan Peresmian Pembukaan Rakernas ICMI yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara daring dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/1/2022).
Selain Arif, juga dikukuhkan jajaran Anggota yang terdiri atas Ilham Akbar Habibie, Muhammad Najib, Zulkifli Hasan, Priyo Budi Santoso, Muhammad Jafar Hafsah, Andi Anzar Tjakrawijaya, Jimly Asshiddiqie, Muhammad Soleh, Andi Tamzil, dan Ruslan Tawari.
Arif yang kini menjabat Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, terpilih sebagai Ketua Umum ICMI, periode 2021-2026, pada Muktamar ke-7 ICMI yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, pada 4-6 Desember 2021.
Ia mengatakan, dimensi keindonesiaan menuntut jajaran anggota ICMI untuk menyadari bahwa insan ICMI ditakdirkan Allah SWT lahir dan hidup di Tanah Air Indonesia, yang beragam suku, tradisi, dan agama.
"Dan, ICMI bertekad untuk berperan dalam membina satu negara kesatuan yang berbentuk republik berdasarkan Pancasila," kata Arif.
Lebih lanjut, Arif mengatakan, dari dimensi kecendekiawanan menuntut ICMI menjadikan anggotanya menjadi sosok ulul albab yang terus menyeimbangkan antara dzikir dan pikir untuk kemaslahatan.
"Cendekiawan muslim mesti memperkuat karakteristik pribadinya sebagaimana karakteristik rasul dan nabi. Sifat sidik berkata benar dan jujur merupakan basis dari integritas," katanya.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily