BALIKPAPAN, investor.id – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, sejak April 2019, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor solar dan avtur. Hal ini adalah achievement yang luar biasa.
“Indonesia sudah tidak lagi mengimpor solar, padahal ini adalah barang subsidi. Biasanya, barang subsidi seperti solar luar biasa (impornya). Namun, kini kita sudah tidak impor, semuanya sudah diproduksi di kilang kita,” kata Nicke dalam acara focus group discussion (FGD) dan kunjungan pimpinan redaksi media nasional di Balikpapan, Sabtu (8/1/2022).
Pada kesempatan itu, dia juga ingin menyampaikan optimisme kepada seluruh masyarakat, khususnya pada milenial, untuk kembali menekuni teknologi. “Sekarang, sepertinya jarang anak muda yang menekuni teknologi, padahal kalau Indonesia mau neraca perdagangannya positif dari sisi energi, teknologi jawabannya. Ajak mereka kembali ke zaman Pak (Presiden) Soekarno dulu,” jelasnya.
Baca juga: Pertamina Serius Membangun Kilang
Pertamina, lanjut Nicke, meningkatkan produksi kilang maupun hulu secara konsisten. Selain itu, membangun industri petrochemical, karena akan menjadi salah satu pilar bisnis utama Pertamina ke depan. “Di hulu masif dan agresif kami lakukan, sehingga produksi meningkat. Di kilang kami lakukan perbaikan kualitasnya, sehingga produksinya sesuai dengan standar internasional dan kita tambah kapasitasnya,” tandasnya.

Pertamina memastikan seluruh proyek kilang yang meliputi peningkatan kapasitas produksi BBM dan integrasi petrokimia terhadap kilang existing akan rampung tahun 2026, atau paling lambat 2027. Nilai investasi proyek mencapai US$ 43 miliar, dengan 40% pendanaan berasal dari equity.
Baca juga: Pertamina Capai 9 Milestone di Proyek Pengembangan Kilang Balikpapan

“Pada 2023 kapasitas kilang BBM kita akan bertambah, ditandai dengan onstream-nya (produksi) revamping unit pada proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) Kilang Balikpapan pada Oktober 2023. Kalau proyek kilang seluruhnya selesai sekitar 2026. Paling lama ada di proyek Kilang Tuban, karena membangun baru refinery serta petrochemical dalam satu area,” jelas Nicke.
Lebih lanjut Nicke menjelaskan, progres pembangunan kilang Pertamina, baik itu RDMP maupun GRR Tuban hingga saat ini tetap sesuai penugasan dalam mengembangkan dan membangun kilang minyak dan petrokimia di Indonesia. Secara umum, progres pembangunan kilang telah menunjukkan progres yang positif serta telah tercapai milestone penting. Itulah sebabnya, BUMN tersebut optimistis proyek kilang dapat selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS