Sabtu, 1 April 2023

Menko Airlangga: Dunia Tengah Hadapi Situasi Tak Mudah

Triyan Pangastuti
11 Okt 2022 | 12:18 WIB
BAGIKAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memberikan sambutan khusus, saat Investor Daily Summit 2022, Jakarta, Selasa (11/10/2022). BeritasatuPhoto/David Gita Roza
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memberikan sambutan khusus, saat Investor Daily Summit 2022, Jakarta, Selasa (11/10/2022). BeritasatuPhoto/David Gita Roza

JAKARTA, investor.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, seluruh dunia tengah menghadapi situasi yang mudah, sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian global yang meningkat. Oleh karena itu, ia menekankan untuk semua pihak tetap meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi berbagai gejolak global.

"Dunia tengah hadapi situasi tidak mudah. Tapi pak Presiden (Joko Widodo) sampaikan. (situasi) ini memiliki konsekuensi pada sektor pangan, dan energi maupun keuangan," ungkapnya dalam Investor Daily Summit 2022 di JCC, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Meningkatnya ketidakpastian ini menyebabkan Dana Moneter Internasional atau (IMF) merevisi outlook inflasinya di tahun ini lebih dari 8,3%. Revisi outlook inflasi, kata Airlangga tidak terlepas dari faktor terganggunya suplai dan demand yang mendorong peningkatan harga energi dan pangan.

Advertisement

Naiknya inflasi yang terjadi di berbagai negara, akhirnya direspon oleh berbagai bank sentral dengan mengetatkan likuiditas dan menaikkan suku bunga acuannya.

"Suplai demand terganggu dengan harga terus meningkat, ini merupakan tantangan menjinakan inflasi. Negara maju seperti AS naikkan suku bunga acuan karena tingkat inflasi sudah level tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir," ucapnya.

Menurut Airlangga, beberapa negara telah menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi mulai dari Amerika Serikat, Tiongkok. Selanjutnya  Rusia hingga Ukraina juga mengalami pelemahan ekonomi akibat perang yang masih berlanjut.

Kombinasi pelemahan ekonomi global serta inflasi meningkat menyebabkan munculnya isu stagflasi dan resesi. Alhasil, berbagai risiko ini harus menjadi alarm dan terus diantisipasi.

"Isu stagflasi dan resesi jadi alarm seluruh pembuat kebijakan didunia dan gejolak eksternal, kami terus harus bertahan. Pemerintah sudah lakukan extra effort jaga stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


National 5 menit yang lalu

Kabar Gembira, UI Umumkan 410 Camaba Lewat Jalur Talent Scouting

Sebelumnya, sebanyak 2.049 orang calon mahasiswa baru lolos penerimaan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)
Business 29 menit yang lalu

Lion Air Pangkas Kuota Gratis Bagasi Tercatat di Rute 8 Bandara

Lion Air mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis alias cuma-cuma kategori bagasi tercatat.
Macroeconomy 36 menit yang lalu

Ekonomi ASEAN-5 Kolektif Diproyeksi Tumbuh 4,6% di 2023

Pertumbuhan antara lain didukung konsumsi, perdagangan, dan investasi yang kuat, serta perdagangan terbuka dan investasi ke negara lain.
Macroeconomy 40 menit yang lalu

Kementerian Investasi Ungkap Empat Tantangan Implementasi Hilirisasi, Apa Saja?

Pembiayaan dalam negeri untuk kegiatan-kegiatan hilirisasi sampai saat ini masih sangat sedikit.
Business 1 jam yang lalu

Cerita di Balik Kedatangan Pesawat Raksasa Antonov ke Bandara Kertajati, Ternyata Ada Ini

Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat sempat kedatangan pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov 124-100.
Copyright © 2023 Investor.id