NEW YORK, investor.id – Saham Wall Street melonjak Rabu (Kamis pagi WIB) setelah Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengisyaratkan moderasi dari postur agresif bank sentral untuk melawan inflasi.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 2,2% pada 34.589,77, meningkat hampir 740 poin.
S&P 500 berbasis luas naik 3,1% menjadi 4.080,11, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya teknologi melonjak 4,4% menjadi 11.468,00.
Powell, yang muncul di Brookings Institution di Washington, mengatakan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu dapat melonggarkan sikapnya terhadap kenaikan suku bunga paling cepat Desember 2022, ketika para regulator dijadwalkan melakukan pertemuan berikutnya.
Dia menambahkan bahwa efek penuh dari pengetatan bank yang cepat belum terasa.
“Dengan demikian, masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami karena kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi,” katanya, Kamis (1/12).
Tetapi Powell memperingatkan bahwa kebijakan kemungkinan masih harus tetap ketat untuk beberapa waktu, demi memulihkan stabilitas harga.
Fed telah menaikkan suku bunga pinjaman sebesar 0,75 poin persentase atau 75 basis poin (bps) empat kali berturut-turut dalam beberapa bulan terakhir, dari enam kali kenaikan tahun ini, dalam upaya agresif mengendalikan harga-harga.
Pernyataan terbaru Powell menambah ekspektasi bahwa Fed akan melakukan peningkatan lebih kecil 0,50 poin persentase atau 50 bps pada Desember 2022.
Indeks utama hampir datar sebelum pidatonya, tetapi bangkit setelah pernyataan itu dilaporkan.
Saham telah meningkat selama sebulan terakhir, sebagian karena ekspektasi bahwa Fed akan segera berporos pada kebijakan moneter. Kemunculan Powell dipandang sebagai potensi risiko terhadap ekuitas jika dia menggunakan nada yang lebih hawkish.
Sebelumnya pada Rabu (30/11), data pemerintah menunjukkan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,9% pada kuartal III-2022 secara tahunan, lebih baik dari perkiraan semula.
Tetapi perusahaan penggajian ADP mengatakan perusahaan swasta menambahkan hanya 127.000 pekerjaan pada November, jauh lebih sedikit dari yang diharapkan dan jauh di bawah level Oktober.
Beige book yang mencatat aktivitas ekonomi Fed mengatakan bahwa ketidakpastian dan “peningkatan pesimisme” mengaburkan prospek negara, di tengah tingginya harga dan kenaikan suku bunga.
Editor : Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Sumber : AFP
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS