Kepala NATO Minta Korsel Tingkatkan Dukungan Militer untuk Ukraina

SEOUL, investor.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Senin (30/1) meminta pemerintah Korea Selatan (Korsel) untuk meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina. Sekjen itu menyarankan Korsel mempertimbangkan kembali kebijakannya untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik.
Stoltenberg berada di Seoul pada putaran pertama perjalanannya di Asia, yang juga akan dilakukan di Jepang. Ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan hubungan dengan sekutu demokrasi kawasan Asia dalam menghadapi konflik Ukraina dan meningkatnya persaingan dari Tiongkok.
Sekjen NATO bertemu pejabat tinggi Korsel pada Minggu (29/1) dan pada Senin ia mendesak Korsel berbuat lebih banyak untuk membantu Ukraina. “Ada kebutuhan mendesak akan lebih banyak amunisi,” katanya, Senin.
Baca juga: Ukraina Ancam Boikot Olimpiade Jika Atlet Rusia Ikut Bertanding
Ia menunjuk ke negara-negara seperti Jerman dan Norwegia yang memiliki “kebijakan lama untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik”, yang mereka revisi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
“Jika kita percaya pada kebebasan, demokrasi, jika kita tidak ingin otokrasi dan totaliter menang, maka mereka membutuhkan senjata,” paparnya, berbicara di Institut Chey di Seoul, ibu kota Korsel.
Adapun Korsel adalah pengekspor senjata yang semakin penting secara global dan baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk menjual ratusan tank ke negara-negara Eropa, termasuk ke Polandia yang merupakan anggota NATO.
Baca juga: Jerman Setujui Pengiriman Tank Berat Leopard ke Ukraina
Tetapi undang-undang Korsel melarang ekspor senjata ke negara-negara dalam konflik aktif. Regulasi ini, menurut pemerintah Korsel, mempersulit pengiriman senjata langsung ke Ukraina meskipun negaranya telah memberikan bantuan kemanusiaan dan tidak mematikan.
Korsel membuka misi diplomatik pertamanya ke NATO tahun lalu.
Stoltenberg mengatakan tidak jelas kapan konflik di Ukraina akan berakhir, dengan mengatakan Putin sedang mempersiapkan “lebih banyak perang” dan secara aktif memperoleh senjata dari sejumlah negara termasuk dari Korea Utara (Korut).
Pemerintah Korut membantah mengirim senjata ke Rusia mengatakan pada Minggu bahwa Amerika Serikat (AS) akan menghadapi “hasil yang benar-benar tidak diinginkan”, jika terus menyebarkan “rumor buatan sendiri”.
“Mencoba menodai citra (Korut) dengan memalsukan sesuatu yang tidak ada adalah provokasi besar yang tidak pernah bisa dibiarkan dan itu tidak bisa tidak memicu reaksinya,” kata Kwon Jong Gun, direktur jenderal (dirjen) Departemen Luar Negeri AS di Korut.
Baca juga: Prancis dan Jerman Janjikan Dukung Ukraina Melawan Rusia
Dia juga menyebut itu sebagai “upaya bodoh untuk membenarkan tawaran senjatanya ke Ukraina”.
Awal pekan ini Presiden AS Joe Biden menjanjikan 31 unit tank Abrams, salah satu senjata paling kuat dan canggih di tentara AS, untuk membantu Ukraina melawan serangan Rusia.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran
Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik
Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun
PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset
Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus
Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.Tag Terpopuler
Terpopuler
