Mantan PM Inggris Truss Kritik Kebijakan Sunak Saat Tekanan Meningkat

LONDON, investor.id – Mantan perdana menteri (PM) Inggris Liz Truss mengkritik kebijakan pajak penggantinya Rishi Sunak yang dinilai merugikan. Di sisi lain, Sunak pemimpin tersebut saat ini juga menghadapi tekanan dari pendahulu lainnya Boris Johnson atas strateginya di Ukraina.
Truss berkuasa pada September 2022, segera menerapkan agenda pemotongan pajak yang radikal.
Tapi rencananya menakuti pasar dan mengancam akan menurunkan sektor pensiun dan dia dipaksa keluar setelah hanya 44 hari, menjadikannya PM dengan masa pimpinan paling singkat di negara itu.
Baca juga: Ketua DPR Harap Tak Ada Diskriminasi Produk Indonesia di Inggris
Dalam intervensi pertamanya sejak kehilangan jabatan, Truss berpendapat kemapanan ekonomi yang kuat telah menjatuhkan dirinya dari jabatan. Sementara penggantinya Sunak telah melakukan kesalahan dengan menolak semua tindakan pemotongan pajaknya.
Menulis di Sunday Telegraph, Truss menyalahkan kekuatan ortodoksi ekonomi dan pengaruhnya di pasar, serta menilai keputusan Sunak untuk menaikkan pajak perusahaan dari 19% menjadi 25% “merugikan secara ekonomi”.
“Saya tidak mengklaim tidak bersalah atas apa yang terjadi, tetapi pada dasarnya saya tidak diberi kesempatan realistis untuk memberlakukan kebijakan saya oleh lembaga ekonomi yang sangat kuat, ditambah dengan kurangnya dukungan politik,” tulisnya, Senin (6/2).
Dana Moneter Internasional (IMF), yang mengkritik pemotongan pajak besar-besaran Truss pada saat itu, pekan lalu memberikan pukulan kepada Sunak ketika memperkirakan Inggris akan menjadi satu-satunya negara G7 dengan pertumbuhan negatif pada 2023. IMF menyalahkannya sebagian pada “kebijakan fiskal dan ekonomi Inggris yang lebih ketat”.

Sunak baru saja menjabat selama 100 hari. Meskipun pasar sedang tenang, ia merana dalam jajak pendapat karena krisis biaya hidup negara terus bergemuruh.
Munculnya kembali Truss, dan peran yang lebih terlihat diambil oleh Boris Johnson dalam upaya mendapatkan lebih banyak dukungan militer untuk Ukraina, telah meningkatkan tekanan dari berbagai faksi di partai Sunak.
Selama perjalanan mendadak ke Amerika Serikat (AS) minggu ini, Johnson menekan Sunak atas konflik tersebut. Ia mengatakan kepada Fox News dirinya harus mengirim jet tempur dan “memberikan kepada Ukraina apa yang mereka butuhkan secepat mungkin. Selesaikan hal ini. Lupakan Putin”.
Johnson juga terlihat pro Ukraina pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) bulan lalu, yang tidak dihadiri Sunak.
Baca juga: Pelajar Indonesia Bisa Belajar ke Inggris Melalui UK Expo 2023
Johnson dan banyak pendukungnya masih menyalahkan Sunak karena memicu kejatuhannya dengan mengundurkan diri sebagai menteri keuangan.
Kampanye kepemimpinan yang dihasilkan berubah menjadi pertarungan sengit antara Truss dan Sunak. Fraksi pro pertumbuhan anggota parlemen yang membantunya memenangkan kontes itu dilaporkan berkumpul kembali, mengancam lebih banyak kesulitan bagi PM tersebut.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset
Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus
Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin
VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25%
Cisadane Sawit Raya (CSRA) membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun iniMahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu
Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.Tag Terpopuler
Terpopuler
