Sabtu, 1 April 2023

Jawab Kebutuhan Industri Cold Chain, XL Axiata Kembangkan Solusi Temptrax 2501

Abdul Muslim
29 Mei 2022 | 20:02 WIB
BAGIKAN
Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, menunjukkan perangkat Temptrax 2501. (IST)
Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, menunjukkan perangkat Temptrax 2501. (IST)

JAKARTA, investor.id - PT XL Axiata Tbk terus mengembangkan solusi berbasis internet of things (IoT) yang mengakomodasi para pelaku usaha dari berbagai segmen usaha.  Salah satu produk yang sedang dikembangkan di lab pengembangan adalah solusi Temptrax 2501, smart chiller guna menjawab kebutuhan industri cold chain.

Solusi tersebut akan dihadirkan dengan tujuan untuk membantu permasalahan dalam rantai industri berbasis cold storage guna menjaga kualitas makanan dan obat-obatan dengan cara monitoring lingkungan tempat penyimpanan.

X-Camp, lab pengembangan IoT milik XL Axiata, telah mengembangkan solusi Temptrax 2501 sejak tahun 2021. Saat ini, solusi ini masih dalam bentuk prototipe untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan pengguna dari kalangan industri.

Baca juga: Lewat G20 Empower, XL Axiata (EXCL) Bawa Pelaku UMKM Perempuan Lebih Berdaya

Meski demikian, setelah melalui uji coba beberapa bulan, semua fungsi Temptrax 2501 sebenarnya sudah bisa bekerja secara optimal saat perilisannya pada 1 April 2022. 

“Temptrax 2501 adalah  MVP (minimum viable product) yang dibuat oleh X-Camp, fasilitas lab IoT yang kami miliki, yang siap dibuat secara masif,” ujar Direktur & Chief Teknologi Officer XL Axiata I Gede Darmayusa, dalam pernyataannya, dikutip Minggu (29/5/2022).

Seperti halnya produk IoT lain, lanjut dia, Temptrax 2501 harus senantiasa menyesuaikan dengan kebutuhan market yang biasanya spesik. Kustomisasi terkait fitur, service level agreement (SLA), dan harganya saat ini masih perlu dipelajari lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan user sebelum lanjut ke ranah komersialisasi.

“Saat ini, Temptrax juga sudah dapat terintegrasi dengan sistem SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik) milik Kemenkes RI," imbuhnya.

Gede menjelaskan, awalnya, solusi tersebut diciptakan berdasarkan situasi saat pandemi, yaitu saat proses pendistribusian vaksin Covid-19 belum tersebar merata di seluruh Indonesia serta pengecekan suhu vaksin masih dilakukan secara manual di lokasi penyimpanan.

Selain itu, mengingat Indonesia merupakan pasar terbesar ke-7 di dunia pada industri cold chain, solusi ini dapat mengatasi problematika serupa pada kasus dalam industri makanan dn minuman (F&B), seperti frozen food dan es krim.

Temptrax 2501 memiliki kemampuan untuk melakukan monitoring suhu hingga minus 55 derajat celcius serta memiliki fitur local data logger. Seluruh manfaat tersebut dapat diakses pengguna dengan sinyal 2G, 3G, dan 4G melalui dashboard monitoring

Dari fitur tersebut, user pun dapat mengetahui posisi lokasi alat pendingin. Temptrax 2501 juga  menyediakan data untuk keperluan analisis kualitas produk. Alat ini pun memiliki backup battery, sehingga menjamin ketersediaan daya selama monitoring.

Baca juga: XL Axiata (EXCL) Tebar Dividen Rp 552 Miliar

Cara Kerja

Lalu, bagaimana cara kerja solusi Temptrax 2501? Perangkat ini ditaruh di dalam tempat penyimpanan yang bersuhu dingin. Dengan demikian, Temptrax bisa mengukur suhu di dalam tempat pendingin tersebut.

Dengan dilengkapi GPS, perangkat bisa mendeteksi posisi alat pendingin. Selanjutnya semua data-data yang dihasilkan dari sensor dikirimkan ke server IoT melalui mode komunikasi GSM, baik jaringan 2G, 3G, maupun 4G). 

Kemudian, pengguna bisa mengakses data-data tersebut melalui perangkat monitoring khusus atau juga melalui smartphone. Metode monitoring suhu lingkungan yang akurat dapat mencegah dan menanggulangi masalah yang ada di tempat penyimpanan.

Perlakuan yang tepat bagi komoditas yang disimpan pun dapat meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar.

Editor: Abdul Muslim (abdul_muslim@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 14 menit yang lalu

Perkuat ESG, DOID Gandeng Torajamelo

BIRU siapkan utang yang dapat dikonversi menjadi saham senilai Rp7,5 miliar yang akan dimanfaatkan untuk tingkatkan dampak sosial Ahana.
Market 32 menit yang lalu

BEI Hentikan Sistem Perdagangan FITS, Mengapa?

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS). Mengapa?
International 44 menit yang lalu

ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia

Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.
National 1 jam yang lalu

Kabar Gembira, UI Umumkan 410 Camaba Lewat Jalur Talent Scouting

Sebelumnya, sebanyak 2.049 orang calon mahasiswa baru lolos penerimaan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)
Business 2 jam yang lalu

Lion Air Pangkas Kuota Gratis Bagasi Tercatat di Rute 8 Bandara

Lion Air mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis alias cuma-cuma kategori bagasi tercatat.
Copyright © 2023 Investor.id