Garap Green Aluminium, Target Harga Saham Adaro Minerals (ADMR) Direvisi Naik

JAKARTA, Investor.id - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memiliki beragam mesin pertumbuhan dalam jangka panjang. Selain tren kenaikan harga batu bara metalurgi, perseroan akan mendapatkan tambahan mesin pertumbuhan dari pengembangan green aluminium (GIA) di Kaltara Industrial Park.
Hal ini mendorong Trimegah Sekuritas merevisi naik target harga saham ADMR menjadi Rp 3.300 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Target harga tersebut menggambarkan potensi lonjakan kinerja keuangan perseroan dengan valuasi yang masih atraktif, seiring dengan ketertarikan Adaro Minerals untuk terlibat dalam supply chain kendaraan listrik.
Trimegah Sekuritas memperkirakan lonjakan laba bersih Adaro Minerals menjadi US$ 463 juta tahun 2022, dibandingkan raihan tahun 2021 US$ 155 juta. Sedangkan pendapatan diprediksi melonjak dari US$ 460 juta menjadi US$ 1,01 miliar.
Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus dan Hasbie mengatakan, harga jual batu bara metalurgi tetap tinggi didukung tingginya permintaan dari luar Tiongkok dan penurunan suplai dari Australia akibat cuaca buruk. Faktor tersebut membuat harga batu bara ini melonjak dari posisi $ 289 per ton menjadi $ 595 per ton saat ini.
“Kami meyakini bahwa terbatasnya pasokan batu bara metalurgi dari Australia yang selama ini tercatat sebagai produsen terbesar batu bara jenis tersebut bersamaan dengan pertumbuhan permintaan akan membuat harga jual terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan,” tulisnya dalam riset terbaru.
Hal ini mendorong Trimegah Sekuritas merevisi naik target harga batu bara metalurgi perseroan dari semula US$ 165/150/140 per ton untuk tahun 2022-2024 mmenjadi US$ 383/273/250.
Revisi naik target kinerja keuangan tersebut, ungkap dia, mendorong Trimegah Sekuritas menaikkan perkiraan laba bersih Adaro Minerals menjadi US$ 463 juta pada 2022, senilai US$ 364 juta pada 2023, dan senilai US$ 376 pada 2024.
Garap GAI
Tidak hanya kenaikan harga batu bara metalurgi, Hasbie mengatakan, Adaro Minerals telah ditunjuk PT Adaro Energy Tbk (ADRO) untuk pengembangan green aluminium (GAI) atau aluminium di Kaltara Industrial Park. Proyek tersebut diperkirakan menelan investasi US$ 728 juta dengan kapasitas 500 ribu ton untuk fase I yang diprediksi mulai komisioning tahun 2025.
Dengan keterlibatan tersebut, dia mengatakan, Adaro Minerals diprediksi menjadi pemaian terbesar produksi GAI setelah Press Metals dengan kapasitas 1 juta ton GAI. Adaro Minerals juga diprediksi akan terus meningkatkan kapasitas GAI tersebut hingga mencapai 2 juta ton pada 2040. Nantinya produksi GAI diharapkan berkontribusi sebesar 47% terhadap EBITDA pada 2025 dan mencapai 56% terhadap laba bersih tahun 2025.
Hasbie mengatakan, aluminium merupakan salah satu suku cadang paling penting untuk pengembangan kendaraan listrik didukung kekuatannya dan keringanannya. Berdasarkan data kebutuhan aluminium untuk kendaraan listrik lebih tinggi tiga kali lipat, dibandingkan produksi mobil konvensional. Sedangkan permintaan GAI yang memanfaatkan energi hidro untuk pemrosesannya akan mendominasi permintaan ke depan. Mckinsey memperkirakan GAI akan berkontribusi sebanyak 45% dari permintaan aluminium global pada 2030 dan diharapkan mencapai 100% pada 2050.
Kebutuhan produk GAI sejalan dengan kampanye pengembangan mobil listrik dunia untuk menekan polusi udara atau zero carbon yang telah dikampanyekan hampir seluruh produsen mobil dunia. “Kami memperjayai permintaan GAI akan meningkat lebih pesat, dibandingkan AI dalam jangka panjang. Permintaan AI juga akan meningkat didukung atas tren peningkatan penggunaan panel surya,” terangnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan, Adaro memiliki misi untuk mengoptimalkan produk dalam negeri, salah satunya dengan menyuplai kebutuhan aluminium bagi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Pasalnya, banyak komponen EV yang dibuat dari aluminium, mulai dari sasis hingga badan kendaraan.
Boy, sapaan akrab Garibaldi Thohir, meyakini, suatu saat kendaraan listrik akan diproduksi di Tanah Air dan industri aluminium akan menjadi bagian bisnis yang turut mendukung ekosistem environmental, social, governance (ESG). Alasan lingkungan juga yang melandasi ADRO bertransformasi dari coal base company menjadi masuk ke produk lain melalui Adaro Minerals .
“Adaro yang kita canangkan masuk ke Adaro green aluminium. Jadi kita akan buat satu industri aluminium di Kalimantan Utara,” ungkap Boy Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat.
Boy mengimpikan, material kendaraan listrik seperti Tesla hingga Lucid nantinya berasal dari Indonesia, yang diproduksi di kawasan industri hijau terbesar di dunia yang dikembangkan PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.
“Karena ke depan menurut hemat saya, mobil-mobil ini suatu saat nanti akan ditanya lagi oleh customer, misal aluminiumnya dapat dari mana, baterainya dapat dari mana, bahkan nanti bannya diproduksi di mana. Makin lama tentunya kan customer-customer itu makin kritis,” paparnya.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Pengambilan Api Dharma & Air Berkah Buka Ritual Waisak 2567 BE
Diharapkan melalui pengambilan Api Dharma, umat dan bangsa Indonesia dapat lebih bahagia, tenang, damai dan sejahtera.Java Jazz, Momentum BNI Geber Pemasaran Kartu Kredit ke Milenial
BNI Java Jazz Festival 2023 menjadi momentum PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memasarkan produk kartu kredit ke kalangan milenial.Digitalisasi Tuai Korban di Inggris, Lloyds Grup Bakal Tutup 144 Cabang
Penggunaan 53 cabang Lloyds Bank Group turun rata-rata 55% dalam lima tahun terakhir.Kisah Sukses Perempuan Muda di Bisnis Franchise
Givela Harsono sukses besar di bisnis franchise sekaligus menekuni hobinya, yakni traveling.Nikmati Libur Panjang dengan Nonton BNI Java Jazz Festival
BNI Java Jazz Festival 2023 yang dimulai Jumat, 2 Juni 2023, hingga Minggu 4 Juni 2023 menghadirkan musisi jazz kelas dunia.Tag Terpopuler
Terpopuler
