Mulai Ada Tanda-tanda Window Dressing, 10 Saham Masuk Daftar Trading Pekan Ini

JAKARTA, investor.id - IHSG selama pekan lalu cukup cerah menguat 1,4% tertopang sejumlah sentimen positif. Dari 11 sektor yang ada, hanya 3 sektor yang mengalami koreksi dan sisanya mengalami penguatan.
IHSG yang cukup cerah ini tertopang sentimen positif mulai dari bertahannya harga batu bara di atas US$ 400 per ton dan pembagian dividen, berlanjutnya surplus neraca perdagangan, kenaikan suku bunga acuan di Amerika yang sesuai dengan ekspektasi, mulai adanya window dressing dan rebound-nya saham GOTO.
"Tanda-tanda mulai adanya window dressing mulai terlihat di saham sektor keuangan atau bank. Tanda-tanda tersebut adalah adanya kenaikan harga yang cukup signfikan pada saat pre closing, seperti terlihat pada saham bank mandiri atau BMRI," tegas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino pada Senin (19/12/2022).
Sementara itu, lanjut Mino, dari sentimen negatif yang menghampat penguatan pasar pada pekan lalu yakni peluang masih adanya kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed di 2023 dan turunnya data penjualan ritel yang memicu kekhawatiran adanya resesi di Amerika Serikat (AS) serta berlanjutnya aksi jual oleh investor asing.
Menurut Mino, pada tahun depan The Fed diprediksi masih akan menaikkan suku bunga acuan seiring penetapan terminal rate di level 5,1% atau setara dengan suku bunga di kisaran 5,00-5,25%. Dengan demikian akan masih akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk kemudian di tahun 2024 dan 2025 mengalami penurunan.
“Masih adanya kenaikan suku bunga tersebut dikhawatirkan akan semakin menekan ekonomi AS,” tambah Mino.
Mino optimistis pasar pada pekan ini akan melanjutkan penguatan karena sentimen domestik dan eksternal. Dari sisi domestik ada sentimen suku bunga acuan, data pertumbuhan kredit dan window dressing. Ditambah lagi, tren penurunan data inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar Rupiah diprediksi akan membuat Bank Indonesia lebih lunak dalam menaikkan suku bunga acuan.
“Menurut konsensus Bank Indonesia pada pertemuan 22 Desember mendatang hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%," tegasnya.
Dari sisi eksternal, ada sentimen data klaim pengangguran dan data indeks pengeluaran konsumen (PCE). Diketahui, indeks pengeluaran konsumen merupakan indikator inflasi yang dipakai oleh The Fed dalam memutuskan kebijakan moneternya.
"Jika tren penurunan indeks pengeluaran konsumen berlanjut maka akan membuat Bank Sentral AS mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya," tandasnya.
Tertopang sentimen domestik dan eksternal ini, Mino pun merekomendasikan 10 saham dengan buy untuk trading selama sepekan mendatang hingga Jumat (23/12/2022) pada saham-saham berikut ini, yakni
- BMRI (Support: 9.775, Resistance: 10.425)
- BBCA (Support: 8.450, Resistance: 8.750)
- ANTM (Support: 1.935, Resistance: 2.100)
- INCO (Support: 7.150, Resistance: 7.600)
- BSDE (Support: 915, Resistance: 975)
- APLN (Support: 158, Resistance: 166)
- ADRO (Support: 3.680, Resistance: 4.090)
- PTBA (Support: 3.800, Resistance: 3.950)
- AKRA (Support: 1.300, Resistance: 1:440)
- UNVR (Support: 4.620, Resistance: 5.050)
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.Sesi II, IHSG Berpotensi Uji Level Tertinggi
Phintraco Sekuritas memprediksi sesi II, IHSG berpotensi uji level tertinggi.Intip Cara Lion Air Rawat Pesawat
Lion Air Group memastikan perawatan pesawat udara adalah aspek yang sangat utama.Terkuak Penyebab IHSG Menguat, Salah satunya Soal Perpu Cipta Kerja
Terkuak penyebab IHSG hari ini menguat, salah satunya soal Perpu Cipta Kerja.Jaga Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Kucurkan Dana Perlinsos 2023 Rp 476 T
Pemerintah mengucurkan dana program perlindungan social (perlinsos) 2023 sebesar Rp 476 triliunTag Terpopuler
Terpopuler
