Minggu, 28 Mei 2023

Ekspor Bijih Bauksit Dilarang, Antam (ANTM) Terpengaruhkah?

Indah Handayani
23 Des 2022 | 10:30 WIB
BAGIKAN
Seorang pekerja tambang PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunjukkan bijih nikel yang siap diolah menjadi feronikel. ANTARA/HO-Antam
Seorang pekerja tambang PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunjukkan bijih nikel yang siap diolah menjadi feronikel. ANTARA/HO-Antam

JAKARTA, investor.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor bijih bauksit. Kebijakan tersebut berlaku mulai Juni 2023. Bagaimana dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM)? Terpengaruhkah?

Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menjelaskan, Hingga September 2022 ANTM mencatatkan kinerja yang bertumbuh, dari sisi pendapatan naik 27,22% year on year (YoY) menjadi sebesar Rp33,68 triliun. Penjualan emas masih menjadi kontributor terbesar ANTM sebesar 66,8% atau sebesar Rp22,53 triliun, disusul pendapatan feronikel menopang 14,57% atau sebesar Rp4,91 triliun, kemudian alumina sebesar Rp1 triliun dan bijih nikel Rp3,56 triliun.

“Sedangkan bijih bauksit dan perak masing masing sebesar Rp436,9 miliar dan Rp92,1 miliar. Alhasil secara bottom line, ANTM mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang melesat 54,39% YoY menjadi sebesar Rp2,63 triliun,” tulis Chisty dalam risetnya, Jumat (23/12/2022).

Chisty menilai, kebijakan larangan ekspor bijih bauksit oleh pemerintah Indonesia yang akan berlaku mulai Juni 2023 sebagai upaya mengembangkan hilirisasi dan menjadi nilai tambah ekspor ke depan. “Larang tersebut tidak berpengaruh signifikan pada kinerja ANTM karena jika dilihat dari komposisi penjualan bijih bauksit hanya menyumbang 1,3% dari pendapatan ANTM,” tambahnya.

Sementara itu, Chisty mengatakan, potensi kinerja ANTM ke depan akan lebih dipengaruhi oleh permintaan logam khususnya emas dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Hal ini tercermin dari pangsa pasar ANTM sebagian besar untuk kebutuhan domestik yaitu sebesar 80%, sisanya 20% untuk pangsa ekspor. Selain itu kinerja ANTM juga didorong oleh potensi kenaikan harga emas pada tahun 2023. Komoditas emas berpotensi naik disaat peluang resesi terjadi di tahun depan karena emas salah satu safe haven.

“Rekomendasi ANTM buy on support 2.000. Dengan target kenaikan harga pada resistance ANTM 2.200, cut loss if break level 1.970,” tutup Chisty.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 1 jam yang lalu

Nasabah Prioritas Berpotensi Meningkat, Mandiri Sekuritas Luncurkan MOST Priority

Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST Priority. Hal ini seiring pertumbuhan investor pasar modal terus meningkat. 
International 2 jam yang lalu

Biden dan McCarthy Berbicara Soal Kesepakatan Plafon Utang AS

Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres Kevin McCarthy melakukan pembicaraan melalui telepon soal kesepakatan plafon utang
Finance 5 jam yang lalu

NPL Tinggi, BPR/BPRS Diminta Akselerasi Transformasi Digital

BPR/BPRS perlu mengakselerasi transformasi digital dalam proses bisnis, karena NPL masih tinggi.
Finance 8 jam yang lalu

 ‘Fraud’ Masih jadi Isu, Indonesia Re dan Gallagher Re Gelar Claim Forum 2023

Claim Forum 2023 untuk meningkatkan kesadaran semua pihak seperti apa proses klaim yang baik dan benar dan demi mencegah terjadinya fraud.
Business 8 jam yang lalu

KKP Jajaki Kerja Sama dengan Pemerintah Kota Fuzhou RRT

RRT termasuk pasar strategis produk perikanan Indonesia, di mana nilai ekspor tahun lalu mencapai US$1,12 miliar atau meningkat 26,29%.
Copyright © 2023 Investor.id