Bidik Dana IPO Rp 1,49 T, Bank Sumut (BSMT) Siap Pacu Penyaluran Kredit

MEDAN, investor.id — PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (Bank Sumut) akan mengalokasikan 80% dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.
Sekitar 20% sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan, termasuk layanan digital.
Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto, merinci dari 20% yang dialokasikan tersebut, sekitar 10% akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.
“Sementara itu, 10% lainnya akan digunakan untuk belanja operasional berupa pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service,” papar Hadi dalam keterangan tertulis, Minggu (8/1/2023).
Hadi juga menyinggung dinamika terkait pergantian pucuk pimpinan Bank Sumut, di mana perseroan memastikan bahwa proses rangkaian IPO tidak akan terganggu dan operasional perbankan juga tetap berjalan normal. “Bahkan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Sumut akan segera melakukan paparan publik kepada investor. Semua masih sesuai jadwal,” tegas Hadi Sucipto.
Sesuai prospektus, bank daerah milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham (mewakili 23% dari total saham Bank Sumut usai IPO) mulai Kamis (5/1/2023) hingga Rabu (18/1/2023). Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham, sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.
Dikatakan Hadi, dengan alokasi 80% dana IPO untuk modal kerja, maka perseroan menganggarkan dana sebanyak-banyaknya Rp1,19 triliun untuk mengerek kinerja bisnis, termasuk ekspansi kredit. Adapun, dana IPO maksimal Rp299,34 miliar sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi.
Melalui empat perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kayhian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, Bank Sumut dijadwalkan dapat memulai tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023.
Sebagai catatan, jumlah kredit yang telah disalurkan Bank Sumut hingga triwulan III-2022 mencapai Rp26,90 triliun, tumbuh 2,01% atau Rp534,40 miliar dibandingkan dengan penyaluran pada triwulan II-2022 sebesar Rp26,36 triliun. Kenaikan ini, menurut Hadi, ditopang oleh ekspansi kredit produktif.
Adapun, penyaluran kredit Bank Sumut sepanjang 2021 tercatat Rp25,19 triliun, naik Rp1,58 triliun atau tumbuh 6,68% dibandingkan dengan periode 2020 sebesar Rp23,61 triliun. Kala itu, berdasarkan prospektus perseroan, peningkatan jumlah kredit sejalan dengan ekspansi kredit yang dijalankan oleh Bank Sumut.
Ekspansi kredit pada 2021 itu ditopang oleh peningkatan kredit multiguna dan prapensiun sebesar Rp1,12 triliun dan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp144,86 miliar.
Seiring dengan peningkatan ekspansi kredit, hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp520,57 miliar, tumbuh 17,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp443,29 miliar. “Secara tahunan, laba bersih Bank Sumut juga cukup solid, sempat sedikit terkoreksi pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada 2019, laba bersih Bank Sumut tercatat sebesar Rp544,75 miliar, lalu turun menjadi Rp514 miliar pada 2020 dan kembali naik menjadi Rp613,60 miliar pada 2021,” urainya.
Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada triwulan IIII-2022 sebesar 17,38%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10%. Sementara itu, Return On Asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06%.
Editor: Mashud Toarik (mashud_toarik@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ada 140 Juta Unit, Pasar Kendaraan Listrik Indonesia Menjanjikan
Pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan didukung populasi sebanyak 140 juta kendaraan di IndonesiaAntam (ANTM) Sebut Ekosistem Baterai Terintegrasi bakal Terwujud, Berikut Faktor Pendukung
Antam optimistis ekositem baterai terintegrasi di Indonesia bakla terwujudIndustri Hilir Sawit Hadapi Tantangan Global
Industri hilir sawit hadapi tantangan globalLPEM: GOTO Berkontribusi hingga 2,2% terhadap PDB Indonesia di 2022
Goto disebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Nilai transaksinya diprediksi mencapai 1,8-2,2% terhadap PDB nasionalUMKM Berpengaruh Penting Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja di ASEAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan UMKM berkontribusi menciptakan 35-97% untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah ASEANTag Terpopuler
Terpopuler
