Konsorsium United Tractors (UNTR) Bidik Proyek Tol Rp 15,4 T

JAKARTA, investor.id – PT United Tractors Tbk (UT/UNTR) membentuk konsorsium dengan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Hutama Karya untuk mengikuti tender proyek jalan tol Sentul Selatan-Karawang senilai Rp 15,4 triliun tahun ini.
UNTR masuk proyek itu melalui PT Persada Utama Infra, anak usaha PT Pamapersada Nusantara (PAMA), perusahaan yang dikendalikan perseroan.
Sekretaris Perusahaan United Tractors (UNTR) Sara K Loebis menjelaskan, di proyek tersebut, Persada Utama Infra bertindak sebagai pemrakarsa. "Saat ini, proyek itu masih dalam tahap proses tender. Jadi, kami tunggu proses tender itu rampung," ujar Sara kepada Investor Daily, akhir pekan lalu.
Baca juga: Izin Produksi Bumi Resources (BUMI) Tahun 2023 Lampaui Estimasi
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawdijaja mengatakan, panjang tol Sentul Selatan-Karawang Barat mencapai 61,5 kilometer (km). Ini merupakan satu di antara empat proyek jalan tol yang akan dibangun tahun ini.
Di samping Sentul Selatan-Karawang, dia menuturkan, proyek lain yang juga mulai dikerjakan tahun ini adalah jalan akses Patimban sepanjang 37 km senilai Rp 84,8 triliun, kemudian tol Kamal-Teluknaga-Rajeg sepanjang 39 km senilai Rp 18,8 triliun, tol Bogor-Serpong via Parung sepanjang 31 km senilai Rp 8,9 triliun, dan tol Kediri-Tulungagung sepanjang 44,5 km senilai Rp 10,2 triliun.
"Sejumlah proyek ini masih di Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) dan ada yang dalam proses feasibility study (FS) oleh investornya," tutur Endra.
Baca juga: Bursa Kedatangan Dua Emiten Baru Pekan Ini
Prospek Saham
Sementara itu, mencermati aksi entitas usaha UT di sektor jalan tol, Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menyampaikan, perluasan usaha perseroan ke sektor itu sebetulnya sudah tercium lama. Bahkan, di luar itu, perseroan akan memperkaya lini usaha dengan melebarkan sayap hingga sektor tambang emas dan nikel.
"Percepatan diversifikasi usaha ini berkaitan dengan adanya transisi energi dari fosil menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Jadi UT sudah siap-siap," ujar Kiswoyo kepada Investor Daily, Senin (23/1).
Apalagi, Kiswoyo melihat, perseroan memiliki kas yang sangat cukup untuk masuk ke sektor infrastruktur jalan tol, sehingga pengembangan usaha ini menjadi sebuah keniscayaan.
Kecukupan kas penting, karena jalan tol memerlukan capital expenditure (capex) yang besar pada fase awal.
Baca juga: Merdeka Gold (MDKA) Akhiri Masa Buyback Saham Lebih Cepat
Namun, pada akhirnya, dia menerangkan, investasi tol menguntungkan, karena akan menghasilkan pendapatan berkelanjutan. Adapun belanja yang dikeluarkan cenderung hanya untuk kebutuhan pemeliharaan (maintenance).
"Itu artinya, UT ingin menstabilkan pendapatan, sehingga masuk ke sektor yang menghasilkan recurring income. Apalagi, perseroan memiliki kontraktor. Biasanya, kalau bagian dari Grup Astra, pekerjaannya akan diberikan ke Acset," ujar dia.
Pekan lalu, saham UNTR diperdagangkan di level Rp 26.775. Kiswoyo berpendapat, investor bisa mulai memborong saham anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) di bawah area Rp 26 ribu lantaran industri batu bara masih ramai.
Baca juga: Ini yang Perlu Disimak dari Bisnis Pesan Antar Makanan GOTO
Selain itu, dia menuturkan, harga batu bara pada kuartal IV-2022 masih bagus. Jika sentimen harga batu bara ini tetap kencang bukan tidak mungkin harga saham UNTR akan mampu melesat hingga Rp 35 ribu.
Dalam pandangan Kiswoyo, UT merupakan salah satu anak usaha andalan Grup Astra dengan kontribusi secara konsolidasi sekitar 30% dan 50% disumbang sektor otomotif. Bila harga batu bara tetap konsisten, dia memprediksi sumbangsih UT terhadap Grup Astra akan naik menjadi 35%.
"Tetapi, ancaman saham UNTR adalah penurunan harga komoditas. Jika ini terjadi, saham UNTR bisa turun lagi. Perusahaan sektor tambang kini sudah bersiap menghadapi itu dan UT juga demikian," tandas Kiswoyo.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin
VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25%
CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun iniMahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu
Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari
Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu
Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAKTag Terpopuler
Terpopuler
