Rabu, 29 Maret 2023

Saham Bank Digital Rebound, Bank Jago (ARTO) Pimpin Penguatan

Parluhutan
24 Jan 2023 | 07:31 WIB
BAGIKAN
Karyawan melintas di depan logo Bank Jago di Jakarta.  Foto ilustrasi: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal
Karyawan melintas di depan logo Bank Jago di Jakarta. Foto ilustrasi: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal

JAKARTA, investor.id - Memasuki pekan ketiga Januari 2023, sejumlah saham bank digital mulai berbalik arah. Data perdagangan bursa menunjukkan PT Bank Jago Tbk (ARTO) memimpin rebound dengan penguatan harga tertinggi. Namun, ada saham bank digital yang masih stagnan bahkan melanjutkan koreksi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia periode 16-20 Januari 2023, saham Bank Jago melesat 5,25% dalam sepekan ke level Rp3.210. Saham yang masuk ke jajaran LQ45 ini semakin menjauhi level psikologis Rp3.000, setelah sempat terkoreksi ke Rp2.770 pada pekan kedua lalu.

Total volume perdagangan saham Bank Jago dalam sepekan mencapai 65,9 juta saham dengan nilai Rp 203,2 miliar. Bila dibagi menjadi rata-rata harian, maka volumenya mencapai 13,18 juta lembar senilai Rp 40,64 miliar. Investor asing juga tercatat gencar mengakumulasi saham ARTO dengan nilai beli bersih Rp 9,92 miliar dalam sepekan.

Mengekor ARTO, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mencatat kenaikan 4,35% dalam sepekan, meski pada 2 hari terakhir terjadi koreksi. Namun demikian Aladin menjadi saham paling ramai diperdagangkan dengan volume sepekan mencapai 203,8 juta saham senilai Rp302,4 miliar atau setara dengan rerata harian 40,76 juta saham senilai Rp60,48 miliar.

Baca juga: Phintraco Sekuritas: IHSG Uji Resistance, Saham-Saham Bank Ini Diprediksi Rebound Lanjutan

Berikutnya adalah PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang naik 2,72% dalam sepekan ke level Rp1.700. Bank yang dikendalikan oleh crazy rich Chairul Tanjung ini akan tetapi sepi dari perdagangan investor. Dalam sepekan hanya 1,8 juta saham yang diperdagangan dengan nilai transaksi Rp3 miliar. Bila dihitung rata-rata harian, volumenya hanya 360 ribu saham dengan nilai Rp600 jutaan.

Sementara itu, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan harga saham Rp368, atau tidak berubah dibandingkan penutupan perdagangan pekan sebelumnya. Anak usaha BRI ini mencatat volume perdagangan 73,6 juta saham dengan nilai Rp27,5 miliar dalam sepekan, atau rata-rata harian 14,72 juta saham senilai Rp5,5 miliar.

Berbeda dengan empat bank lainnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) malah mencatatkan penurunan 3,55% dalam sepekan ke level Rp680. Dalam sepekan, volume perdagangan mencapai 91,9 juta saham dengan nilai Rp63,1 miliar. Bila dibagi dalam rata-rata harian, volume sekitar 18,38 juta saham dengan nilai Rp12,62 miliar.

Baca juga: MNC Sekuritas: IHSG Menguat Terbatas, Kawal Saham Pilihan BBRI Hingga ANTM

Analis BCA Sekuritas Muhammad Fakhrul Arifin menilai, tidak meratanya pergerakan dan volume perdagangan saham bank digital disebabkan investor semakin selektif dalam berinvestasi. Investor hanya memilih bank digital yang memiliki fundamental baik, sudah mencetak laba, fokus pada pertumbuhan berkualitas alias menghindari praktik bakar uang berlebihan dan memiliki prospek positif ke depan.

"Berbeda dengan tahun sebelumnya di mana aksi korporasi berperan dalam menggerakan harga, pada tahun ini investor akan menagih kinerja masing-masing digital. Dan investor akan menghindari bank digital yang masih suka bakar uang untuk promosi. Bank yang kinerjanya baik, sudah mencetak laba dan fokus pada pertumbuhan yang berkualitas akan lebih diminati oleh para investor." ujarnya, Selasa (24/1/2023).

Lebih rinci, dia menjelaskan investor akan mencermati dari peningkatan aset kredit, kemampuan menghimpun dana pihak ketiga terutama dana murah, tingkat efisiensi hingga kemampuan mencetak laba. Selain itu, investor juga mencermati kualitas aset kredit atau rasio kredit bermasalah (net performing loan/NPL).

Menurutnya, jumlah nasabah merupakan salah satu variabel yang penting, namun investor juga mencermati berapa DPK yang dihimpun dan berapa persen komposisi dana murahnya. Investor suka pertumbuhan kredit yang tinggi, namun mereka akan mencermati cost of credit hingga rasio NPL. “Mereka juga mencermati dari setiap biaya yang dikeluarkan berapa pertumbuhan kredit dan berapa pertumbuhan DPK yang dihasilkan," ujarnya.

Baca juga: Saham-Saham Inggris, Jerman dan Prancis Kompak Berakhir di Wilayah Positif

Sementara itu, analis MNC Sekuritas Tirta Citradi menyarankan agar para investor juga mencermati mengenai valuasi dari bank digital. Pasalnya, ada bank digital yang memiliki valuasi sangat tinggi, namun masih mencatatkan rugi yang cukup besar. 

"Cermati juga dari sisi permodalan. Bank digital yang modalnya minim maka kemampuan ekspansinya akan terbatas. Padahal semua bank digital relatif baru dan membutuhkan modal yang besar dalam membangun infrastruktur dan ekspansi," ujarnya.

Dari lima bank digital, dua di antaranya masih mencatatkan rugi pada kinerja Januari-September 2022. Keduanya adalah Bank Neo Commerce yang mencatatkan rugi Rp601,2 miliar dan Aladin yang merugi Rp146,41 miliar. Adapun Bank Jago, Allo Bank dan Bank Raya sudah meraup cuan hingga September 2022.

Dari sisi permodalan, hanya dua bank yang tercatat mempunyai modal mumpuni untuk menopang ekspansi beberapa tahun ke depan. Keduanya adalah Bank Jago yang memiliki modal Rp8,28 triliun dan Allo Bank Rp6,32 triliun. Sementara tiga bank lainnya baru memenuhi modal minimum Rp3 triliun sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 47 menit yang lalu

Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran 

Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.
Business 51 menit yang lalu

Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik

Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.
Market 1 jam yang lalu

Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.
National 2 jam yang lalu

Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset

Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus

Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.
Copyright © 2023 Investor.id