Pasar Kripto Reli, Bitcoin Butuh Katalis Baru

JAKARTA, investor.id – Pasar kripto reli dipicu minat investor yang melihat aset kripto sebagai sebagai lindung nilai potensial terhadap inflasi. Meski demikian, Bitcoin stabil di atas US$ 28 ribu dan membutuhkan katalis baru agar bisa menembus level US$ 30 ribu.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (24/3/2023) pukul 07.00 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 3,74% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin berada di level US$ 28.325,42 per koin atau setara Rp 427,24 juta (kurs, Rp 15.083).
Senasib dengan Bitcoin, Ethereum (ETH) juga terangkat pagi ini. ETH naik 4,53% dalam sehari terakhir. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level US$ 1.815,76 per koin. Binance coin (BNB) juga terkerek 2,49% dalam 24 jam. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga US$ 329,79 per koin.
Dikutip CoinDesk, Bitcoin (BTC) stabil di atas US$ 28.000 karena aste kripto utama mengabaikan kenaikan suku bunga 25 basis poin Federal Reserve AS dan kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang sektor perbankan dan keputusan kebijakan moneter di masa depan.
"Reli kripto baru-baru ini telah dipicu oleh bank runs yang telah membuat banyak orang menjadi skeptis dengan perbankan tradisional, mengingat semua kerentanan dengan deposit flight," tulis Edward Moya, analis pasar senior di pembuat pasar valuta asing Oanda, Kamis (23/3/2023).
Moya percaya bahwa BTC membutuhkan ‘katalis baru’ untuk menembus di atas US$ 30 ribu dan menikmati reli yang lebih lama.
Indeks Pasar CoinDesk, yang mengukur kinerja pasar kripto secara keseluruhan, baru-baru ini naik sekitar 1%.
Eric Chen, CEO dan salah satu pendiri Injective Labs, perusahaan di balik keuangan terdesentralisasi (DeFi ) protokol Injektif, mengatakan kekhawatiran Fed tentang inflasi mungkin juga memicu minat pada aset kripto sebagai lindung nilai potensial terhadap inflasi.
Dia menambahkan bahwa lonjakan pasar juga bertepatan dengan berita bahwa Do Kwon, pendiri Terraform Labs, tampaknya telah ditangkap di Montenegro, yang mungkin berkontribusi pada ‘volatilitas jangka pendek’.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Metrodata Electronics (MTDL) Incar Kenaikan Laba Bersih 8%
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) incar kenaikan pendapatan dan juga laba bersih sebesar 8% pada tahun ini.Sosok Ibu Harus Bisa Terapkan Manajemen Waktu
Eriska Rein turun langsung mengurus dua anaknya yang masih kecil.WIKA Raih Kontrak Baru hingga April Rp 8,76 Triliun
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) meraih kontrak baru hingga April 2023 sebesar Rp 8,76 triliun.SRC Tambahkan Fitur Inovatif di Aplikasi Ayo
SRC meluncurkan wajah baru aplikasi digital Ayo dengan penambahan sejumlah fitur inovatif terbaru.Aruna Buka Lapangan Pekerjaan bagi 5.000 Masyarakat Pesisir
Aruna telah berkembang pesat dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 5.000 orang di sekitar wilayah pesisir pantai.Tag Terpopuler
Terpopuler
