AS Kini Luncurkan UU Membatasi Akses Huawei ke Bank

WASHINGTON, investor.id – Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) telah memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) bipartisan untuk memberi sanksi kepada perusahaan teknologi Tiongkok Huawei dan perusahaan 5G Tiongkok, membatasi mereka untuk mengakses bank AS.
RUU tersebut diperkenalkan oleh senator Republik Tom Cotton dan didukung oleh anggota parlemen seperti Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, seorang Demokrat.
Pihaknya berusaha memberikan sanksi berat kepada Huawei dan produsen 5G Tiongkok lainnya yang “tidak dapat dipercaya”, yang menurut mereka terlibat dalam spionase ekonomi terhadap AS.
Baca juga: Berkshire Hathaway Jual Saham US$ 34,4 Juta di BYD Tiongkok
RUU itu akan menambahkan entitas-entitas ini ke Daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus (SDN) Departemen Keuangan, yang secara efektif membekukan sistem keuangan AS.
Huawei tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
“Tiongkok dengan tegas menentang generalisasi konsep keamanan nasional AS (dan) penyalahgunaan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan Tiongkok,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Kamis (14/12).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan pada jumpa pers reguler bahwa pemerintah Tiongkok akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan negara tersebut, setelah anggota parlemen AS memperkenalkan RUU bipartisan.
Anggota parlemen AS telah mencoba mengekang akses Huawei ke bank-bank AS di masa lalu, mengusulkan undang-undang serupa pada 2020 ketika Presiden Donald Trump menjabat.
“Kami telah membuat langkah besar dalam beberapa tahun terakhir di dalam dan luar negeri dalam memerangi upaya jahat Huawei untuk mendominasi 5G dan mencuri data orang Amerika,” kata Cotton dalam sebuah pernyataan pada Selasa (13/12).
“Kami tidak dapat mengizinkan Huawei dan Partai Komunis Tiongkok untuk memiliki akses ke data pribadi orang Amerika dan sistem pertahanan paling sensitif negara kami,” tambahnya.
Baca juga: India Tuduh Tiongkok Mencoba Mengubah Status Quo di Perbatasan
Pada Oktober, jaksa AS mendakwa dua pejabat intelijen Tiongkok mencoba merusak penyelidikan Huawei. Kedua warga negara Tiongkok itu telah berusaha merekrut seorang agen penegak hukum AS untuk bekerja sebagai mata-mata mereka, tetapi perekrutan tersebut sebenarnya bekerja sebagai agen untuk AS, kata jaksa penuntut.
Bulan lalu, Komisi Komunikasi Federal AS mengadopsi aturan yang melarang peralatan telekomunikasi baru dari Huawei.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Hari Ini, Pelayanan Sim Keliling Ada di Lima Lokasi Jakarta
Ditlantas Polda Metro Jaya kembali menghadirkan SIM Keliling di lima lokasi Provinsi DKI Jakarta pada Selasa (28/3/2023).Pilarmas: IHSG Menguat Terbatas, Pantau Deretan Saham Peluang Cuan Berikut
ilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatasProperti Diprediksi Bangkit, Para Agen Mulai Bermanuver
Brighton Real Estate, perusahaan agen properti di Indonesia, menggelar program Brighton Vaganza untuk merangsang minat beli properti.MNC Sekuritas: IHSG Uji Level Ini, Simak Rekomendasi ADRO Hingga TKIM
MNC Sekuritas memprediksi IHSG hari ini uji level 6.542. Simak rekomendasi ADRO hingga TKIM.GAPKI: Produksi CPO Stagnan, Stok Turun pada Januari 2023
Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono mengatakan, tahun 2023 diawali dengan produksi CPO Januari 3.892 ribu ton dan PKO 370 ribu tonTag Terpopuler
Terpopuler
