BPS: Sektor Industri Pengolahan Sokong Pertumbuhan Ekonomi 2022

JAKARTA, investor.id - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan komponen industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi selama tahun 2022 dari sisi lapangan usaha. Komponen ini tumbuh 4,89% dan memberikan kontribusi 18,34% ke pertumbuhan ekonomi tahun 2022 .
“Sudah ada pertumbuhan yang bagus di industri pengolahan. Tetapi kalau dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi seluruh sektor maka sektor industri pengolahan tumbuhnya masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara hibrida di Kantor BPS pada Senin (06/02/2023).
Margo menuturkan ada beberapa sektor yang mendorong tumbuhnya industri pengolahan khususnya non migas. Pertama yaitu industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 4,9%, didorong oleh peningkatan permintaan beberapa komoditas makanan dan minuman di dalam negeri serta meningkatnya ekspor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Kedua yaitu Industri logam dasar tumbuh 14,8% didorong peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang ditunjang dengan membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.
Sementara itu pada tahun 2022 sektor perdagangan tumbuh menguat 5,52% dibandingkan tahun 2021 yang 4,63%. Subsektor perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya tumbuh 5,89%, terutama didorong oleh peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor.Sementara itu perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 5,44%.
Baca Juga:
The Fed Diperkirakan Hanya Naikkan Suku Bunga 25 Bps, Tapi Tetap Jadikan Inflasi sebagai Lawan“Hal ini didorong oleh peningkatan pasokan barang domestik dan impor serta peningkatan kunjungan ke tempat perbelanjaan seiring dengan pelonggaran PPKM,” kata Margo.
Sektor pertanian tumbuh 2,25% pada tahun 2022, angka ini masih di bawah level pra-pandemi. Subsektor pendorong sektor pertanian adalah peternakan tumbuh 6,24%, didorong oleh peningkatan produksi unggas dalam negeri dan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk ternak unggas dan hasilnya. Tanaman hortikultura tumbuh 4,22%, ditopang oleh peningkatan permintaan luar negeri terhadap buah dan sayur dari Indonesia. Tanaman Pangan hanya tumbuh sebesar 0,08%, didorong oleh peningkatan luas panen dan produksi tanaman padi.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25%
CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun iniMahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu
Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari
Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu
Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAKDi DPR, Mahfud Beberkan Transaksi Dugaan TPPU Rp 349 Triliun
Transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun terbagi dalam tiga kelompok.Tag Terpopuler
Terpopuler
