UBS Bahas Akuisisi Credit Suisse

JENEWA, investor.id – Bank terbesar Swiss UBS sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi semua atau sebagian dari Credit Suisse, menurut laporan Financial Times (FT).
Credit Suisse, bank terbesar kedua Swiss, berada di bawah tekanan minggu ini karena kegagalan dua pemberi pinjaman regional Amerika Serikat (AS) mengguncang sektor ini. Pada penutupan pasar Jumat (Sabtu pagi WIB), sahamnya turun 8%.
Bank Nasional Swiss (SNB) dan pengawas pasar keuangan FINMA mengatakan kepada rekan mereka di AS dan Inggris “rencana A” mereka untuk menghentikan krisis kepercayaan yang dihadapi Credit Suisse adalah menggabungkannya dengan UBS, menurut laporan FT melaporkan yang mengutip sumber tanpa nama.
“(Bank sentral Swiss) ingin pemberi pinjaman menyetujui solusi sederhana dan langsung sebelum pasar dibuka pada Senin,” kata sumber itu pada Sabtu (18/3) sambil mengakui “tidak ada jaminan” kesepakatan.
UBS ingin menilai risiko apa yang dapat ditimbulkan oleh pengambilalihan penuh atau sebagian dari saingannya terhadap bisnisnya sendiri, kata sumber lain kepada FT.
Saat dihubungi AFP, baik SNB maupun Credit Suisse menolak berkomentar, sedangkan UBS dan FINMA tidak segera memberikan tanggapan.
Credit Suisse, yang telah mengalami kekacauan selama dua tahun, dipandang sebagai mata rantai yang lemah di sektor perbankan akibat serangkaian skandal dan program restrukturisasi besar-besaran yang diluncurkan Oktober 2022.
Nilai pasarnya mengalami pukulan berat minggu ini karena kekhawatiran penularan dari runtuhnya dua bank AS Silicon Valley Bank dan Signature Bank, bersamaan dengan publikasi laporan tahunannya yang mengutip “kelemahan material” dalam pengendalian internal.
Tapi saham menukik ke posisi terendah bersejarah pada Rabu (15/3) setelah pemegang saham utamanya, Saudi National Bank, mengatakan tidak akan menaikkan sahamnya di grup karena kendala peraturan.
Pada Rabu malam, SNB telah melangkah dengan bantuan US$ 53,7 miliar untuk memperkuat grup.
Ide pengambilalihan oleh UBS juga dilontarkan minggu ini oleh analis di JP Morgan, menyebutnya sebagai skenario “paling mungkin”.
Gagasan tentang bank-bank terbesar Swiss bergabung secara teratur muncul kembali. Tetapi gagasan ini secara umum ditolak karena masalah persaingan dan risiko terhadap stabilitas sistem keuangan Swiss, mengingat ukuran bank yang akan dibentuk oleh merger semacam itu.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Pengambilan Api Dharma & Air Berkah Buka Ritual Waisak 2567 BE
Diharapkan melalui pengambilan Api Dharma, umat dan bangsa Indonesia dapat lebih bahagia, tenang, damai dan sejahtera.Java Jazz, Momentum BNI Geber Pemasaran Kartu Kredit ke Milenial
BNI Java Jazz Festival 2023 menjadi momentum PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memasarkan produk kartu kredit ke kalangan milenial.Digitalisasi Tuai Korban di Inggris, Lloyds Grup Bakal Tutup 144 Cabang
Penggunaan 53 cabang Lloyds Bank Group turun rata-rata 55% dalam lima tahun terakhir.Kisah Sukses Perempuan Muda di Bisnis Franchise
Givela Harsono sukses besar di bisnis franchise sekaligus menekuni hobinya, yakni traveling.Nikmati Libur Panjang dengan Nonton BNI Java Jazz Festival
BNI Java Jazz Festival 2023 yang dimulai Jumat, 2 Juni 2023, hingga Minggu 4 Juni 2023 menghadirkan musisi jazz kelas dunia.Tag Terpopuler
Terpopuler
