Kamis, 30 Maret 2023

Tujuh Merek Berebut Pasar Smartphone 2023

Emanuel Kure / Abdul Muslim
7 Jan 2023 | 22:28 WIB
BAGIKAN
Model menujukkan telepon pintar (smartphone) Samsung Galaxy. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/ama/16)
Model menujukkan telepon pintar (smartphone) Samsung Galaxy. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/ama/16)

JAKARTA, investor.id – Sebanyak tujuh merek ponsel pintar (smartphone) diprediksi menguasai pasar global tahun ini dengan pangsa pasar 86,4%. Ke-7 merek itu adalah Samsung, Apple (Iphone), Oppo, Xiaomi, Vivo, Transsion, dan Honor, dengan jumlah pengiriman secara global diperkirakan mencapai 1,04 miliar unit.

Data IDC Global menyebutkan, pada 2018-2022, ponsel Samsung selalu merajai pasar dunia, masing-masing dengan pangsa pasar 20,8%, 21,6%, 20%, 20,1%, dan 22,17%.

Berikutnya, pada peringkat ke-2, Iphone masing-masing menguasai market share 14% pada 2018, sempat disalip Huawei 17,5% pada 2019. Iphone selalu di peringkat ke-2 dunia dengan pangsa pasar 15,9% pada 2020, 17,4% pada 2021, dan 16,96% pada 2022.

Tujuh Merek Berebut Pasar Smartphone 2023

Bahkan pada 2020-2022, menurut data IDC, Huawei menghilang dari peringkat enam besar yang dikeluarkan IDC. Hal ini sebagai dampak negatif perang dagang antara AS dan Tiongkok yang berbuntut pelarangan terhadap Huawei untuk menggunakan sistem operasi (operating system) perangkat mobile keluaran Google asal AS, Andoid.

Dampak lebih lanjut, Huawei harus memulai dari awal dalam sistem operasinya, Harmony OS, dan perlu waktu untuk kembali diterima di pasar yang sudah matang, seperti AS dan Eropa.

Maruta Manufacturing, perusahaan komponen untuk banyak perusahaan ponsel, termasuk Apple, memprediksi tren pelemahan pasar ponsel pada 2022 berlanjut sampai 2023, kecuali ponsel kelas unggulan dan premium (flagship). Kondisi itu terjadi di tengah melemahnya daya beli masyarakat dunia akibat inflasi dan ekonomi yang belum pulih.

Menurut Maruta Manufacturing, siklus pergantian ponsel sudah menjadi masalah selama beberapa waktu belakangan di tengah sulitnya ekonomi dunia dan inflasi. Di AS, rata-rata orang baru mengganti ponselnya setelah dipakai selama 3-4 tahun. Kondisi itu diperparah oleh kelangkaan komponen chip yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi dan pasokan.

"Momentumnya tak akan kembali setidaknya sampai tahun fiskal 2022 dan kondisinya belum akan berubah menjadi positif hingga periode tahun berikutnya. Permintaan elektronik konsumer sudah turun secara drastis. Para perusahaan asal Tiongkok pun kondisinya sedang tidak bagus," papar Presiden Maruta, Noria Nakajima, yang dikutip 9to5mac.

Meski tak menyebut merek tertentu secara spesifik, Nakajima mengindikasikan ponsel-ponsel asal Tiongkok-lah yang terkena dampak paling besar. Ponsel segmen kelas atas lebih stabil karena pembelinya orang berpenghasilan tinggi dan punya posisi ekonomi yang relatif stabil.

Tujuh Merek Berebut Pasar Smartphone 2023

Hampir senada, Counterpoint Market Outlook Service memprediksi pasar ponsel global hanya akan tumbuh tipis 2% pada 2023, atau merevisi proyeksi pertumbuhan dari semula 6%. Proyeksi baru itu telah mempertimbangkan ekonomi makro dan pelemahan daya beli konsumen yang berdampak pada bisnis ponsel.

“Penyebab lain pelemahan pasar ponsel antara lain inflasi yang terus-menerus, ekspektasi kenaikan suku bunga di masa depan, dan pendapatan perusahaan yang memburuk,” ungkap Wakil Presiden Counterpoint Research, Peter Richardson, dalam pernyataan resminya.

Peter menambahkan, ekonomi Tiongkok yang melemah, perang Ukraina-Rusia yang berlarut-larut, gejolak politik di Eropa, dan serangkaian kontrol ekspor baru di Tiongkok dari AS turut berkontribusi terhadap pelemahan pasar ponsel ke depan. Kinerja buruk penjualan ponsel global pun bakal berlanjut sampai semester I-2023 dan baru ada pertumbuhan pada kuartal III-2023.

Dia menjelaskan, produsen peralatan asli (original equipment manufacturer/OEM), pemasok produsen, dan para pemilik merek smartphone yang kini fokus pada segmen premium juga bakal lebih resisten dibandingkan ponsel kelas bawah hingga menengah.

Dominasi 7 Merek

Berdasarkan hasil riset Digitimes Asia, platform media di industri teknologi yang berbasis di Taiwan, terdapat tujuh merek smartphone yang bakal menguasai pasar global pada 2023 dengan market share 86,4%.

Ketujuh merek itu adalah Samsung, Apple (Iphone), Oppo, Xiaomi, Vivo, Transsion, dan Honor dengan jumlah pengiriman secara global diperkirakan mencapai 1,04 miliar unit pada 2023.

“Melihat ke 2023, tujuh merek ponsel pintar teratas dalam hal volume pengiriman adalah Samsung, Apple, Oppo, Xiaomi, Vivo, Transsion, dan Honor. Mereka bersama-sama akan mengirimkan hampir 1,04 miliar ponsel dan mewakili 86,4% pasar global,” ungkap Digitimes Research.

Secara umum, Digitimes memperkirakan pengapalan smartphone tumbuh 2-9% per tahun selama periode 2023-2027 dengan pertumbuhan tahunan mencapai 4,8%. Pengaruh dari pendemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, kenaikan suku bunga AS, dan inflasi global akan berkurang dari tahun ke tahun.

“Tren peningkatan ponsel 5G dan pengguna ponsel berfitur sedang berkembang. Transisi pasar ke smartphone murah akan berlanjut, memungkinkan pasar untuk melanjutkan pertumbuhan,” pungkas Digitimes.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Finance 34 menit yang lalu

Sri Mulyani: Pemerintah Waspadai Dampak Penutupan SVB ke Sektor Keuangan Domestik

Bank-bank di Indonesia hampir tidak ada yang memegang obligasi AS, sehingga dampak langsung penutupan SVB tidak terasa.
Lifestyle 1 jam yang lalu

Respons Keputusan FIFA, Erick Thohir: Saya Sudah Berjuang Maksimal

Keputusan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa diganggu gugat.
Lifestyle 2 jam yang lalu

Impian Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Akhirnya Kandas

Potensi sanksi bagi Indonesia belum diputuskan FIFA.
Business 2 jam yang lalu

Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran 

Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.
Business 2 jam yang lalu

Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik

Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.
Copyright © 2023 Investor.id