Apa Dampak dari Isu AS Terancam Gagal Bayar Utang? BI Siapkan Penangkal

JAKARTA, investor.id – Bank Indonesia (BI) menyatakan, perkembangan soal negosiasi plafon utang (debt ceiling) di Amerika Serikat (AS) meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global.
“Nilai tukar dolar yang menguat terhadap seluruh mata uang dunia dan US Treasury juga mengalami kenaikan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Terkait situasi tersebut, BI akan memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah agar bisa bertahan di tengah gejolak perekonomian global. Hal ini dilakukan dengan dua cara, yaitu triple intervention di pasar dan twist operation.
BI melakukan triple intervention melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian/penjualan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Pada saat yang sama, BI bakal melakukan twist operation dengan cara menjual SBN jangka pendek di pasar keuangan.
“Dengan menjual jangka pendek, yield SBN naik. Tanpa harus menyebabkan yield jangka panjang naik. Dengan yield jangka panjang naik, inflow naik mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah,” tutur Perry.
Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dipengaruhi oleh dampak risiko stabilitas sistem keuangan di negara maju dan ketidakpastian penyelesaian permasalahan negosiasi plafon utang di Amerika Serikat.
Baca Juga:
6 Jurus BI Dorong Pertumbuhan EkonomiPemerintah Amerika Serikat masih terancam gagal membayar utang. Saat ini masih terjadi negosiasi terkait kenaikan plafon utang antara pemerintah dan parlemen AS. Bila pemerintah AS gagal membayar utang diyakini berdampak ke seluruh dunia.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Tok! Amman Mineral Internasional IPO, Incar Dana Rp 12,9 T
PT Amman Mineral Internasional Tbk akhirnya siap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.Phintraco Sekuritas: IHSG Terkoreksi, Delapan Saham Justu Calon Untung Jelang Long Weekend
Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG hari ini lanjut terkoreksi. Delapan saham justru calon untung jelang long weekend.Daftar Emiten BUMN Penebar Dividen Besar, Sudah Kebagian Belum?
Sejumlah emiten BUMN membagikan dividen gede tahun buku 2022. Berikut daftarnya.Wall Street Bervariasi, Dow Jones Melempem
Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (30/5/2023). Namun, Dow Jones melempem.Harga CPO Lagi-Lagi Rontok
Harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives lagi-lagi rontok pada perdagangan Selasa (30/5/2023).Tag Terpopuler
Terpopuler
