Selasa, 21 Maret 2023

Rupiah Masih Oke, Ojo Dibandingke...

Triyan Pangastuti
17 Nov 2022 | 22:09 WIB
BAGIKAN
Nasabah asing menggunakan ATM untuk transaksi di kantor cabang digital BNI, Jakarta. (B-Universe Photo/David Gita Roza)
Nasabah asing menggunakan ATM untuk transaksi di kantor cabang digital BNI, Jakarta. (B-Universe Photo/David Gita Roza)

JAKARTA, investor.id – Bank Indonesia (BI) meminta semua pihak untuk melihat pergerakan rupiah tidak hanya secara mingguan, melainkan diamati secara year to date dan tahunan. Sebab jika hanya dilihat per minggu, kinerja rupiah masih terus bergerak volatil (mudah berubah).

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa Bank Indonesia tidak menargetkan rupiah untuk berada di level tertentu. Namun, yang pasti, sebagai bank sentral akan terus menjaga stabilitas rupiah.

"Pelemahan nilai tukar dialami hampir seluruh negara dan kenapa dolar sangat kuat? Karena agresifnya kenaikan Fed Fund Rate seiring sangat tingginya inflasi di AS, baik faktor suplai dan permintaan sangat kuat dan faktor upah serta kenaikan jasa-jasa," kata Perry di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Advertisement

Dalam catatan BI, indeks nilai tukar terhadap mata uang utama atau indeks dolar AS (DXY) mencapai 106,28 pada 16 November 2022 atau menguat 11,09% year to date (ytd) tahun 2022.

Ia merinci nilai tukar rupiah sampai 16 November 2022 terdepresiasi 8,65% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Depresiasi nilai tukar rupiah sebetulnya relatif lebih baik dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di kawasan, seperti Korea Selatan 10,3% (ytd) dan Filipina 11,1% (ytd).

"Nominal depresiasi lebih rendah dari Korea Selatan dan lebih rendah dari Filipina, masing-masing negara miliki kondisi yang berbeda. Jadi, ojo dibandingke. Yang penting, imported inflation terkendali dan kami ingin segera turunkan," tegasnya.

Optimistis Menguat

Perry optimistis pergerakan nilai tukar rupiah akan kembali bergerak menguat. Hal ini tidak terlepas dari faktor fundamental nilai tukar rupiah yang mendukung pergerakan mata uang Garuda.

Adapun faktor-faktor fundamental itu, diantaranya neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), prospek pertumbuhan ekonomi yang terus menguat.

"Nilai tukar rupiah akan lebih dipengaruhi faktor fundamental seluruh indikator faktor fundamental Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,72% (yoy) termasuk yang tertinggi di dunia yang juga mendukung penguatan nilai tukar rupiah," tuturnya.

Selain faktor fundamental, kata Perry ada juga faktor teknikal yang turut mempengaruhi pergerakan rupiah di antaranya kebijakan agresif Bank Sentral AS (The Fed) dan kondisi ketidakpastian global yang memacu penguatan dolar AS.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa pelemahan rupiah tidak hanya dialami Indonesia, melainkan sejumlah negara imbas dari penguatan dolar.

"Kenapa dolar sangat kuat? Karena agresifnya kenaikan Fed Fund Rate menyusul sangat tingginya inflasi di AS, baik faktor suplai dan permintaan sangat kuat dan faktor upah serta kenaikan jasa jasa," paparnya.

Kendati begitu, BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global yang meningkat.

"Kami intervensi spot, DNDF dan pembelian SBN pasar sekunder untuk memastikan imbal hasil SBN tetap menarik, jadi aliran modal kembali masuk,"pungkasnya.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


National 7 menit yang lalu

Meski Ditolak Demokrat dan PKS, DPR Setujui Pengesahan Perppu Cipta Kerja Jadi UU

Fraksi Demokrat dan PKS menjadi penolak pengesahan Perppu Ciptaker jadi UU
Market 16 menit yang lalu

Sektor Bank Melesat, Saham BMRI dan ARTO Juaranya

Saham BMRI dan ARTO pimpin penguatan saham sektor bank sepanjang hari ini.
Market 38 menit yang lalu

Top! Jelang Nyepi, IHSG Melesat 1,2%, Saham COAL Auto Reject Atas

IHSG melesat hingga 1,2% jelang libur Nyepi besok. Lompatan indeks didukung kenaikan saham sektor keuangan dan teknologi
International 53 menit yang lalu

Jaksa ICC: Surat Perintah Penangkapan Putin Berlaku Seumur Hidup

Surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin berlaku seumur hidup, dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Lifestyle 1 jam yang lalu

Tak Seberat Sebelumnya, Kenali Gejala Covid-19 Terkini

Gejala Covid-19 pada populasi umum saat ini tak seberat sebelumnya. Lalu bagaimana gejala Covid-19 terkini?

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id